Pekanbaru, (Antarariau.com) - Tumpahan minyak (oil spill) mencemari lingkungan akibat salah satu sumur perusahaan minyak PT Petro Selat mengalami kebocoran di Kabupaten Siak, Riau.
"Kebocoran terjadi saat pihak perusahaan mengebor sumur baru sehingga gas bercampur minyak dan lumpur menyembur ke udara yang mencemari lingkungan sekitarnya," kata Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Siak, Sadikin, kepada Antara di Pekanbaru, Selasa.
Ia mengatakan, insiden tumpahan minyak berada di Bakau Area 07 di konsesi perusahaan di Kabupaten Siak sejak Kamis (8/5) sekitar pukul 16.00 WIB. Berdasarkan laporan yang diterimanya, semburan minyak bercampur gas dan lumpur dari sumur baru itu tinggi sampai 15 meter pada saat kejadian pertama terjadi.
Ia mengatakan, pihak perusahaan melaporkan kebocoran sumur tersebut baru bisa ditanggulangi pada Senin petang (12/5) atau lima hari setelah insiden terjadi. Meski semburan sudah berhenti, lanjutnya, tumpahan dan ceceran minyak sudah terlanjur mencemari lingkungan.
"Minyak dan lumpur masuk ke Sungai Rawa yang jaraknya sekira tiga kilometer dari Selat Malaka," ujarnya.
Selain itu, tumpahan minyak juga mencemari tumbuhan di sekitarnya mulai dari kebun sagu milik masyarakat hingga ke sumur sumber air milik masyarakat setempat. "Semburan minyak dan lumpur sempat terbawa angin yang cukup kencang disana, dan cemari sumur-sumur masyarakat," kata Sadikin.
Ia mengatakan, warga setempat menjadi resah dan marah akibat pencemaran tumpahan minyak tersebut. Ia mengatakan, tim khusus dari BLH Siak hingga kini terus menginventarisir kerusakan lingkungan dan kerugian masyarakat akibat dampak tumpahan minyak PT Petro Selat.
" Masyarakat sudah pada ribut sehingga saya meminta kepada Camat dan Kepala Desa untuk meredakan keresahan masyarakat, sambil kita minta perusahaan untuk segera melakukan langkah antisipasi yang setidak-tidaknya harus ada kompensasi atau ganti rugi kepada masyarakat yang menjadi korban nanti seperti apa," katanya.
Menurut dia, pihak perusahaan sudah cukup tanggap melakukan antisipasi dengan menempatkan alat khusus untuk membendung tumpahan minyak agar tidak banyak yang terbawa arus dari Sungai Rawa ke Selat Malaka. Ia memperkirakan minyak Petro Selat yang tumpah dan mencemari lingkungan jumlahnya cukup besar hingga ratusan barrel.
"Dari laporan sementara pihak perusahaan, sedikitnya 200 barrel minyak yang tumpah sudah berhasil dikumpulkan," katanya.
Menurut dia, Bupati Syamsuar pada Senin (12/5) sudah meninjau ke lokasi semburan dan menginstruksikan agar pihak perusahaan menangani dengan serius insiden tumpahan minyak tersebut dan mengatasi dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat sekitarnya.
"Pihak perusahaan juga diminta untuk segera melaporkan apa penyebab insiden tersebut karena bisa saja ini akibat kelalaian," ujar Sadikin.
Hingga kini pihak perusahaan belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai penyebab insiden tumpahan minyak dan bentuk tanggung jawab yang akan dilakukan. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dikabarkan juga tengah melakukan investigasi terhadap insiden tumpahan minyak PT Petro Selat.
Berita Lainnya
Ratusan warga kerja bakti bersihkan tumpahan minyak di Sungai Donan Cilacap
28 June 2022 14:27 WIB
Bakamla RI dan MSC Singapura sepakat kerja sama atasi tumpahan minyak
16 April 2022 12:09 WIB
Pertamina tanggulangi insiden tumpahan minyak di perairan Ternate
08 April 2022 11:03 WIB
BKSDA Kalbar pantau tumpahan minyak dekat cagar alam laut Kepulauan Karimata, Kayong Utara
14 February 2022 18:26 WIB
SKK Migas tuntas bersihkan tumpahan minyak di Lapangan Pendalian
18 September 2021 8:24 WIB
Pemerintah akui belum optimal tekan insiden tumpahan minyak di perairan nasional
28 July 2021 15:16 WIB
Begini tanggapan SKK Migas tentang tumpahan minyak Chevron di perairan Dumai
01 March 2021 13:37 WIB
Pertamina berikan kompensasi di area terdampak tumpahan minyak
12 September 2019 16:56 WIB