Wisata Berbasis Syariah, Ini Penjelasan Kemenparekraf

id wisata berbasis, syariah ini, penjelasan kemenparekraf

Wisata Berbasis Syariah, Ini Penjelasan Kemenparekraf

Batam (Antarariau.com) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memperkenalkan wisata berbasis syariah di Indonesia yang dipercaya dapat menggenjot kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu, di Batam, akhir pekan, mengatakan model wisata berbasis syariah tidak hanya memperkenalkan objek wisata Islami, namun juga wisata yang menggunakan nilai-nilai syariah.

"Bagaimana wisata dikelola dan mengadopsi nilai-nilai Islami," kata Mari Elka.

Nilai-nilai Islami yang bisa dikembangkan menjadi potensi wisata antara lain kuliner halal dan busana muslim. Wisata kuliner halal banyak dicari wisatawan dalam dan luar negeri. Apalagi bila dikemas dengan kreatif.

Sementara itu, Mari Elka menilai perkembangan busana muslim Indonesia terus maju. Industri fesyen muslim menjadi unggulan yang banyak dicari peminat dari dalam dan luar negeri. Pemerintah sendiri menargetkan Indonesia menjadi pusat busana muslim dunia pada 2020.

Untuk mencapai target itu, Kemparekraf dudah melakukan berbagai rangsangan kepada industri, antara lain dengan mengadakan pekan busana muslim di Jakarta dan membawa perancang baju muslim berpotensi ke peragaan busana di London.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau Guntur Sakti mengatakan Kepri mengembangkan wisata religius.

Selain wisata religius Islam, seperti Kemilau Muharam dan Potong Kurban, Pemprov Kepri dan Pemkot Batam juga menawarkan wisata umat lain, seperti Festival Ogoh-ogoh dengan mengarak ogoh-ogoh raksasa disepanjang jalan dari Panorama Regency ke Pura Agung Amerta untuk Umat Hindu, dan lainnya.

Menurut Guntur, wisata religius di Batam dan daerah lainnya di Kepri sangat potensial dan diminati wisatawan asing, terutama dari Malaysia dan Singapura. Wisata potong kurban misalnya, setiap tahunnya diikuti wisman Singapura dan Malaysia yang ikut berkurban di Batam, begitu pula wisata ogoh-ogoh dan lainnya.