RS Riau Terapkan "Bridging System" BPJS Kesehatan

id rs riau, terapkan bridging, system bpjs kesehatan

RS Riau Terapkan "Bridging System" BPJS Kesehatan

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Sebanyak dua rumah sakit di Kota Pekanbaru, Riau yakni RSUD Arifin Achmad dan RS Awal Bros kini mulai menerapkan "Bridging System", Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, yakni penggunaan fasilitas teknologi informasi web service pada dua sistem yang berbeda antara rumah sakit (RS) dan BPJS Kesehatan.

"Program Bridging System ini dapat memangkas antrean peserta BPJS Kesehatan menjadi lebih cepat, karena registrasi peserta hanya berada pada sistem RS saja," kata Kepala Divre II BPJS Kesehatan, Benjamin Saut PS disela lokakarya Pelayanan Kesehatan, Peningkatan Kualitas Layanan dengan sinergi kemitraan yang solid pada penyelenggaraan jaminan kesehatan nasional, di Pekanbaru, Kamis.

Lokarkaya dibuka oleh Asisten II Pemrov Riau Bidang Perekonomian Wan Amir Firdaus tersebut diikuti 200 peserta berasal dari Direktur RS, Kepala Dinas Kesehatan di Provinsi Riau, dokter, IDI.

Menurut dia, program Bridging System ini dapat memangkas antrean peserta BPJS Kesehatan menjadi lebih pendek, pelayanan lebih cepat, karena registrasi peserta hanya pada sistem RS saja.

Ia mengatakan, selama ini, peserta harus melalui sejumlah loket, mulai dari pendaftaran, pemeriksaan maupun pembayaran (klaim) hingga pengambilan obat yang membutuhkan waktu.

"Dengan diterapkan Bridging System ini peserta akan menjadi lebih cepat mendapatkan pelayanan kesehatan karena bisa mengakses pelayanan pada satu loket saja," katanya.

Ia memandang, bagi rumah sakit, sistem ini dapat meningkatkan layanan administrasi peserta, menghemat SDM dan sarana-prasarana, perekaman data pelayanan kesehatan dan proses pengajuan klaim menjadi lebih cepat, serta penyelesaian insentif pelayanan berdasarkan beban kerja juga lebih cepat diselesaikan.

Sementara keuntungan bagi BPJS Kesehatan, sistem ini bisa meningkatkan akurasi data peserta, proses verifikasi dan klaim jadi lebih cepat, kecepatan pengolahan data dan informasi layanan bisa meningkat, serta adanya transparansi pembiayaan karena perekaman data pada setiap sistem sama.

"RSUD Arifin Achmad dan RS Awal Bros merupakan bagian dari 32 rumah sakit yang sudah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan di bawah naungan Divre II. Diharapkan, 30 unit rumah sakit yang belum menerapkan Bridging System ini dapat segera mengikutinya," katanya.

Dengan demikian, kata Ben, penerapan Bridging system di rumah sakit mampu sekaligus mengintegrasikan tiga sistem , yaitu sistem BPJS Kesehatan, Sistem Informasi Manajemen (SIM) rumah sakit, dan INA-CBGs, sehingga proses pelayanan mulai dari registrasi sampai klaim pembiayaan menjadi lebih cepat dan akurat.

Selain itu, Ben menambahkan, pihaknya juga membentuk tim kendali mutu dan biaya, yang bertugas memantau pencapaian program BPJS Kesehatan secara kualitas dan kuantitas. Tim ini beranggotakan lima lintas profesi, yakni Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Perhimpunan Keperawatan, praktisi dan pakar, serta ahli.

"Contoh kasus, adanya permasalahan pelayanan di rumah sakit, maka tim kendali mutu dan biaya inilah yang akan mengecek kasus tersebut," ucapnya.

Sementara itu, Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan, Dadang Setiabudi mengapresiasi terhadap dua rumah sakit yang sudah menerapkan program Bridging System dan terbentuk tim kendali mutu dan biaya di Divre II, yang meliputi wilayah Provinsi Jambi, Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau (Kepri).