Larangan Pejabat Tak Pengaruhi Bisnis Parsel Pekanbaru

id larangan pejabat tak pengaruhi bisnis parsel pekanbaru

 Larangan Pejabat Tak Pengaruhi Bisnis Parsel Pekanbaru

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pebisnis parsel di Kota Pekanbaru, Riau, mengaku tidak terpengaruh dengan larangan

dari pemerintah kepada pejabat negara untuk menerima maupun mengirim parsel pada momen Idul Fitri.

"Kami tidak terpengaruh lagi dengan larangan itu karena pemesan sekarang lebih banyak dari perusahaan swasta dan perorangan," kata Sinta, pemilik bisnis Shinta Parsel kepada Antara di Pekanbaru, Senin.

Sinta yang sudah 20 tahun menggeluti bisnis parsel mengatakan, kebijakan pemerintah yang melarang pejabat negara terkait parsel hanya dirasakan selama tiga tahun menggerus keuntungan. Sedangan, kini pelanggan baru mulai bermunculan karena adanya pengembangan produk dan pelayanan yang terus diperbaiki.

"Tahun ini saya menyiapkan sedikitnya 1.000 parsel, sebagian besar sudah dipesan," katanya.

Harga parsel yang ditawarkan kini beragam, yakni berkisar Rp150 ribu hingga Rp1 juta untuk yang paling mahal. Isinya untuk paling murah adalah aneka makanan ringan, sirup, sedangkan yang termahal ada perangkat makan dari keramik.

Omzet usahanya pada Lebaran tahun ini berkisar pada Rp150 juta hingga Rp1 miliar. Pemesan parsel juga makin luas tidak hanya di Kota Pekanbaru, tapi juga mencapai Kabupaten Rokan Hulu, Siak, dan Pelalawan.

"Inovasi barunya mulai dari parsel isi perangkat alat shalat dan Al Quran," ujarnya.

Dari usaha parsel tersebut, ia bisa mempekerjakan sekitar 20 orang pekerja.

Sementara itu, pengusaha parsel dari D Kitchen, Jessica, mengatakan peluang bisnis parsel Lebaran masih terbuka lebar meski ada larangan dari pemerintah. Bahkan, menurut dia persaingan bisnis musiman itu makin ketat dan butuh kejelian untuk bisa bertahan dan meraup untung.

"Parsel kami mengutamakan isinya, dan harga yang bersaing. Isi parsel maksimal, hiasan minimal karena biasanya parsel dihias bagus tapi isinya lebih sedikit," kata Jessica.