Riau Gencarkan Pengembangan Kakao Manfaatkan Lahan Pekarangan

id riau gencarkan, pengembangan kakao, manfaatkan lahan pekarangan

Riau Gencarkan Pengembangan Kakao Manfaatkan Lahan Pekarangan

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pemerintah Provinsi Riau kini menggiatkan masyarakatnya untuk memanfaatkan lahan pekarangan dengan menanam kakao guna meningkatkan perolehan pendapatan keluarga di daerah itu.

"Pengembangan tanaman kako ini cukup mudah bahkan jika warga memiliki lahan pekarangan yang cukup luas sangat potensial untuk memanen kakao dalam jumlah besar," kata Kepala Dinas Perkebunan Riau, Zulher dalam keterangannya di Pekanbaru, Jumat.

Ia mengatakan itu terkait hasil tinjauannya ke kebun kakao milik Ema, baru-baru ini di Desa Koto Perambahan, Kecamatan Kampar Timur yang telah berkembang dengan beberapa batang tanaman coklat hingga memotivasi warga lainnya untuk mengembangkan tanaman komoditas non migas itu.

Menurut dia, tanaman kakao (theobroma cacao) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang diusahakan di Indonesia baik oleh perkebunan besar (PTP/PNP/PTPN atau swasta) maupun oleh rakyat.

Tanaman kakao pertama sekali dibawa ke Indonesia oleh orang-orang Spanyol dan Meksiko melalui Sulawesi pada tahun 1560.

"Pada tahun 1806 mulai ditanam di daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah dan pengusahaan secara komersial dilakukan pada tahun 1880,"katanya.

Perkebunan besar di Sumatera Utara mulai mengusahakan penanaman kakao sekitar tahun 1956. Sebagai daerah asal tanaman kakao adalah dari daerah aliran hulu sungai Amazone dan sungai Orinoco, di daerah kaki pegunungan Andes (Amerika Selatan bagian utara.

Namun, produk makanan dan minuman yang dihasilkan dari tanaman kakao ini menjadi primadona hampir semua golongan usia. Bagi anak-anak, orang dewasa pun menjadikan makanan dan minuman ini sebagai favorit mereka.

"Selain makanan favorit coklat juga mengandung banyak manfaat bagi kesehatan," katanya dan menambahkan oleh karena itu kegiatan yang dikembangkan Ema patut menjadi contoh bagi warga lainnya dan kegiatan ini akan terus digiatkan.

Ema adalah janda beranak dua yang harus menghidupi anaknya dengan susah payah setelah ditinggal suami. Kehidupan keseharian ema adalah menjual hasil kebun dan sayur mayur ke pasar, dan juga hasil jual biji kakao dari beberapa batang yang ada di pekarangan rumahnya.

Ema mengaku mendapat kehormatan atas kunjungan Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau itu, sebab bagi petani kecil yang tidak memiliki lahan yang memadai untuk berkebun itu mendapat perhatian pemerintah daerah.

"Berkat bimbingan Kepala Dinas Perkebunan Riau, kini kami telah memiliki beberapa batang coklat beberapa warga di sekitar rumah menanam tanaman seperti kakao di pekarangan rumahnya sejak beberapa tahun terakhir," katanya