BI Riau Siap Distribusikan Uang NKRI

id bi riau siap distribusikan uang nkri

BI Riau Siap Distribusikan Uang NKRI

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Riau siap mengedarkan uang baru pecahan Rp100.000 yang disebut Uang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan menyosialisasikan kepada masyarakat menjelang peluncurannya pada 17 Agustus 2014.

"Dengan ini BI Perwakilan Riau menyatakan siap mendistribusikan uang NKRI," kata Kepala BI Perwakilan Riau, Mahdi Muhammad di Pekanbaru, Jumat.

Ia mengatakan pendistribusian uang NKRI ke masyarakat akan mulai efektif pada 18 Agustus 2014. Menurut dia, bank sentral telah memenuhi persediaan uang pecahan baru itu ke perbankan yang juga diharapkan membantu melakukan sosialisasi hingga ke pelosok daerah.

"Saya harap pihak bank melakukan pendistribusian lebih cepat, karena kita sudah menyediakan dalam jumlah yang cukup," ujarnya.

Namun Mahdi tidak bersedia mengungkapkan berapa banyak alokasi uang NKRI untuk Provinsi Riau. Ia mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir apabila belum mendapatkannya karena uang pecahan Rp100.000 lama emisi tahun 2004 masih berlaku sampai adanya keputusan pencabutan.

"Sampai sekarang belum ada pencabutan uang lama," katanya.

Ia mengatakan pemerintah sudah menghentikan pencetakan uang Rp100.000 emisi 2004 sejak Juli 2014, dan secara bertahap uang tersebut akan digantikan dengan uang NKRI.

Mahdi mengatakan hal itu sekaligus menepis anggapan sejumlah pihak bahwa BI memperbanyak peredaran uang kartal di pasar dengan adanya uang NKRI.

"Uang emisi tahun 2004 yang masuk ke BI dan kondisinya sudah tidak layak edar akan dimusnahkan dan diganti dengan uang NKRI. Jadi pencetakan uang NKRI sudah memperhitungkan kebutuhan uang masyarakat," katanya.

Ia mengatakan jumlah uang tunai beredar (outflow) yang telah keluar melalui BI Riau terhitung sejak bulan Ramadhan hingga Idul Fitri 1435 Hijriah mencapai sekitar Rp4,07 triliun. Sementara jumlah uang masuk (inflow) yang kembali ke dalam sistem keuangan melalui perbankan baru sekitar Rp1 triliun.

"Kami juga berharap agar masyarakat mengembalikan uang ke sistem keuangan, ke rekening yang ada di bank agar lebih aman dan pertumbuhan ekonomi terjamin," ujarnya.