Pakar Pertanyakan Arta Graha Kelola Tesso Nilo

id pakar pertanyakan arta graha kelola tesso nilo

 Pakar Pertanyakan Arta Graha Kelola Tesso Nilo



Pekanbaru, (Antarariau.com) - Seorang pakar Lingkungan Hidup dari Universitas Riau Prof Adnan Kasri mempertanyakan pernyataan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan yang menyebut Artha Graha sebagai lembaga swasta yang ditunjuk untuk mengelola Taman Nasional Tesso Nilo.

"Kita belum dapat informasi atas ditunjuknya Artha Graha untuk mengelola Taman Nasional Tesso Nilo. Memang, niat mereka masuk tersebut untuk apa?. Jika membangun atau membenahi kawasan, silakan saja," ujar Adnan yang juga Guru Besar Lingkungan Hidup Universitas Riau di Pekanbaru, Kamis.

Akan tetapi, lanjutnya, kalau memang niat dari Artha Graha masuk ke hutan alam kawasan taman nasional seluas 83.068 hektare di Provinsi Riau yang terletak di Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Indragiri Hulu untuk mencari keuntungan semata, maka pihaknya sangat tidak setuju.

Seperti diketahui, awalnya luas Taman Nasional Teso Nilo sekitar 38.576 hektare sesuai Surat Keputusan Menhut No.255/Menhut-II/2004 dan kemudian diperluas jadi 83.068 hektare dengan memasukan areal hutan produksi terbatas yang berada pada sisinya.

Kemenhut menunjuk organisasi nonpemerintah World Wildlife Fund (WWF) dalam mengelola Tesso Nilo secara kolaboratif bersama Balai Taman Nasional Tesso Nilo. Namun, analisis citra landsat tahun 2012 menunjukkan hutan alam di kawasan tersebut sudah hilang 64 persen dan areal perluasan hutan telah hancur 83 persen.

Hutan alam yang berada di Taman Nasional Tesso Nilo telah beralih fungsi sedikitnya dalam sepuluh tahun terakhir, menjadi perkebunan kelapa sawit liar yang dilakukan oleh oknum TNI, anggota legislatif dan masyarakat pendatang yang melakukan aksi perambahan.

"Kalau seandainya mereka prihatin melihat kerusakan yang terjadi di Tesso Nilo dan ingin ikut memperbaiki, mengapa kita harus keberatan. Sehingga satwa langka yang terancam punah seperti gajah Sumatera serta flora dan fauna, agar segera diselamatkan," katanya.

"Walaupun pemilik Arta Graha tersebut seorang pengusaha dan sudah cukup terkenal. Jadi kesimpulan saya begitu, karena saya tidak tahu sama sekali apa niatnya," ucap Adnan.

Menteri Kehutana Zulkifli Hasan ketika berada di ruang Media Center Satgas Darurat Bencana Asap Riau mengatakan, pemerintah daerah dan perusahaan-perusahaan diminta untuk mengawasi Taman Nasional Tesso Nilo seperti yang berada di Provinsi Lampung.

"Di Lampung itu, ada Artha Graha dan mereka sudah berhasil melakukan konservasi harimau Sumatera. Nanti, mereka juga yang akan tanggani Tesso Nilo," ucap Zulkifli.

Organisasi konservasi kucing besar liar internasional Panthera pada 16 Juli 2014, memberikan penghargaan kepada Indonesia atas keberhasilan konservasi harimau sumatera dalam pertemuan tahunan "Tigers Forever" di Jakarta

Panthera memberikan penghargaan kepada Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, Pemerintah Provinsi Lampung, Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya, Kepala Badan Nasional untuk Perubahan Iklim Rachmat Witoelar dan Yayasan Artha Graha Peduli-Tambling Wildlife Nature Conservation.

Secara khusus, pemerintah juga menyampaikan terima kasih kepada pengusaha Tomy Winata yang bersama Artha Graha Peduli telah mengelola Tambling Wildlife Nature Conservation sebagai kawasan konservasi dan rehabilitasi harimau sumatra.