Pedagang Pekanbaru Keluhkan Harga Telur Terus Naik

id pedagang, pekanbaru keluhkan, harga telur, terus naik

 Pedagang Pekanbaru Keluhkan Harga Telur Terus Naik

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Sejumlah pedagang makanan di Kota Pekanbaru, Riau, mengeluhkan harga telur ayam yang terus naik hingga mencapai sekitar 30 persen sejak Hari Raya Idul Fitri akhir bulan Juli lalu.

"Dibandingkan sebelum Lebaran, harga telur jauh sekali lonjakannya dan tidak turun juga," kata pedagang nasi rames, Minem (48), di Pekanbaru, Jumat.

Ia mengatakan, harga telur ayam yang biasa dijual satu papan berisi 30 butir kini mencapai Rp36 ribu hingga Rp38 ribu di tingkat pengecer. Padahal, saat harga normal hanya mencapai sekitar Rp28 ribu per papan.

Seorang pedagang panganan batagor, Andika (33), mengatakan keuntungan dari penjualan makin menipis karena harga telur yang naik terus. Sedangkan, pedagang belum bisa menaikkan harga jual ke konsumen.

"Meski harga naik, saya tetap menjaga mutu batagor. Jadi keuntungan yang berkurang karena bahan baku telur naik," kata Andika.

Pemilik toko Tenaga Baru distributor telur ayam, Cici (45), mengakui bahwa harga telur ayam terus naik. Menurut dia, banyak orang salah sangka kenaikan harga karena pengaruh kebijakan pembatasan BBM Pertamina, padahal kenaikan harga disebabkan minimnya pasokan.

"Tidak ada pengaruhnya BBM dengan harga telur. Yang sebenarnya karena pasokan yang agak susah," ujarnya.

Ia menjelaskan, sebagian besar pasokan telur ayam di Pekanbaru didatangkan dari Kota Medan, Sumatera Utara. Saat Lebaran lalu, permintaan daging ayam meningkat dibandingkan permintaan telur yang membuat peternak memotong banyak ayam petelur.

"Ayam untuk bertelur butuh waktu, telur stoknya berkurang jadi harganya naik terus. Jadi kenaikan harga ini bukan karena pengaruh pembatasan BBM," ujarnya.

Ia mengatakan harga telur ayam di tingkat distributor mencapai Rp36 ribu per papan untuk telur ukuran besar. Untuk telur ukuran sedang dan kecil kini harganya masing-masing Rp34 ribu dan Rp32 ribu per papan.

Meski harga naik, lanjutnya, permintaan telur di Pekanbaru tidak melesu. Ia memperkirakan butuh waktu sekitar sebulan untuk harga telur normal kembali.

"Semakin harga mahal, orang malah membeli telur lebih banyak karena takut naik lagi," ujarnya.