Menperin: Perkembangan Industri Harus Didukung Kelistrikan

id menperin perkembangan, industri harus, didukung kelistrikan

Menperin: Perkembangan Industri Harus Didukung Kelistrikan

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Perkembangan dunia industri yang begitu pesat harus didukung dengan kelistrikan yang baik dan optimal terutama untuk industri "lapar" listrik seperti industri baja dan lainnya, kata Menteri Perindustrian MS Hidayat.

"Makanya kemudian ada upaya penambahan daya listrik di daerah-daerah padat industri guna menopang kinerja sektor industri. Kawasan yang padat industri membutuhkan daya listrik yang lebih besar dibandingkan dengan kawasan lainnya," kata Hidayat kepada pers di Jakarta, Selasa (2/9).

Menperin menyatakan itu kepada pers seusai memberikan sertifikat Obyek Vital Nasional Sektor Industri (OVNI) kepada 49 perusahaan industri dan 14 kawasan industri.

Untuk memajukan industri nasional, atau menjadikan Indonesia sebagai negara industri, demikian Hidayat, maka upaya yang dilakukan adalah pemenuhan kebutuhan energi kelistrikan.

"Selain energi kelistrikan, negara industri juga harus didukung dengan infrastruktur yang baik," katanya lagi.

Ia juga mengatakan setiap ada masalah kelistrikan tentu akan mengganggu, bukan hanya konsumen rumah tangga, tetapi terlebih kalangan industri.

Untuk itu, penambahan daya listrik, kata daia harus dilakukan terutama di lokasi-lokasi padat industri seperti di Sumatera.

Tentunya, lanjut dia, selain juga diikuti dengan infrastruktur yang baik dan memadai sehingga kawasan industri dapat perkembang dengan baik.

Untuk dimengerti, kata Hidayat, bahwa dalam menjaga pertumbuhan sektor industri maka suplai energi listrik harus selalu cukup dan selalu disiapkan karena suplai energi yang tidak memadai akan sangat mengganggu kinerja sektor industri.

Menperin menyatakan pihaknya juga telah berkomunikasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mengatasi masalah suplai energi listrik itu.

Sementara itu terkait infrastruktur, kata dia, juga telah dikomunikasikan dengan kementerian terkait sebagai penunjang kemajuan industri nasional.

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan perusahaan BUMN lainnya dilaporkan berencana membangun jaringan transmisi sepanjang 1.120 km di kawasan pantai timur Sumatera senilai 896 juta dolar AS.

Total panjang transmisi 1.120 kilometer dengan 2.800 tower itu dibangun untuk mengatasi krisis listrik di Sumatera dengan menghasilkan 10.000 Mega Watt dan akan dibangun dalam jangka waktu 5 tahun ke depan.