ISPU Pekanbaru Cenderung Turun Belum Pengaruhi ISPA

id ispu pekanbaru, cenderung turun, belum pengaruhi ispa

ISPU Pekanbaru Cenderung Turun Belum Pengaruhi ISPA

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan Lingkungan Hidup Pekanbaru, Provinsi Riau, mengatakan bahwa Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di wilayahnya sempat mengalami peningkatan hingga level sedang dengan angka ISPU 60 namun menurun sejak beberapa hari terakhir dan kondisi itu tidak sampai menyebabkan warga terserang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).

"Hujan yang turun di Pekanbaru ini meredam kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan. Sempat memang ISPU naik dari status baik menjadi sedang, tetapi setiap hari sejak Senin hingga Sabtu nilainya terus turun hingga kini hanya 46," kata Kepala Laboratorium Udara, BLH, Kota Pekanbaru Syahrial, di Pekanbaru, Minggu.

Ia mengatakan, dari tiga alat fix station yang terdapat di Jl. Utama depan workshop Dinas PU Kulim, kemudian fix station Sukajadi (PEF2) yang terletak di samping kantor Camat Sukajadi Jl. Ahmad Yani, dan yang ketiga fix station Tampan (PEF3) yang terletak di samping kantor Camat Tampan, Jl. HR. Soebrantas terus melaporkan kondisi udara di Kota Pekanbaru

yang di catat oleh regional center (Pusat Pemrosesan Data) setiap sore pukul 15.00 wib keesokan harinya.

Fix Station (Stasiun Pemantau Tetap) berupa sebuah kontainer ber AC yang didalamnya terdiri dari serangkaian analiser pengukuran kualitas udara, sistem pengukuran untuk data meteorologi, sensor untuk pemantauan suhu dan kelembaban, sistem kontrol, unit sampel penyediaan gas acuan, peralatan bantuan untuk aliran listrik (genset) dan transfer data.

"Semua data hasil olahan di regional center kita tampilkan di papan displai yang ada di depan kantor walikota dan simpang Mall SKA.Tiga hari ini nilainya Selasa 56, Rabu 48 dan Kamis 46 angka ini dalam indeks warna dan kategori ISPU berada baik," terang dia.

Menurut dia, kondisi ISPU Pekanbaru trenya terus menurun, ini memang di karenakan hujan yang hampir setiap malam mengguyur kota. Meski diakuinya ada spot api di Sumatera yang cenderungan bertambah.

"Periode ini ISPU tertinggi hanya level sedang, artinya tingkat kualitas udara yang ada tidak berpengaruh kepada kesehatan manusia ataupun kelompok hewan, tetapi hanya bagi tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika karena menghalangi penglihatan agak berkabut," kata dia.

Plt Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Provinsi Riau M Noer saat di konfirmasi kondisi masyarakat kota Pekanbaru yang terjangkit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), pasca meningkatnya spot api di Sumatera belakangan ini mengaku, belum menerima laporan peningkatan dari Puskesmas.

"Nampaknya sampai hari ini belum ada perubahan, belum ada gejala untuk peningkatan ISPA," ujar dia.

Meski demikian lanjut dia, untuk antisipasi ISPA jika kabut asap kembali menyerang Riau, pihaknya akan melakukan penanggulangan dengan membagikan masker bagi masyarakat yang melakukan aktifitas di luar ruangan, terkhusus bagi para pelajar, jika perlu akan diliburkan saat kondisi memburuk.

"Kita minta Puskesmas selalu monitor dan melaporkan, sehingga bisa diambil kebijakan dan tindakan persuasif," kata dia menambahkan.

Sebelumnya di beritakan satelit NOAA 18 milik Amerika Serikat yang dioperasikan Singapura pada Kamis (11/9) sore merekam bertambahan jumlah titik panas (hotspot) di daratan Pulau Sumatera dari 176 menjadi 225 titik.

Menurut Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau yang diterima Antara di Pekanbaru, titik panas tersebut tersebar di sejumlah wilayah provinsi mulai dari Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan dan lainnya.

Khusus di Provinsi Riau, menurut data tersebut, terdapat enam "hotspot" yang tersebar di tiga wilayah kabupaten/kota meliputi Pelalawan sebanyak dua titik dan Indragiri Hulu serta Indragiri Hilir masing-masing satu titik. KR-NTY).