Restrukturisasi PDAM Pekanbaru Butuh Rp2 Triliun

id restrukturisasi pdam, pekanbaru butuh, rp2 triliun

Restrukturisasi PDAM Pekanbaru Butuh Rp2 Triliun

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pemerintah Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, mengatakan untuk menata kembali Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Siak membutuhkan biaya sebesar Rp2 triliun terutama untuk keperluan perbaikan jaringan pipa dan peningkatan kapasitas produksi 1.400 liter perdetik dari 320 liter detik.

"Sejak dibangun tahun 1972 hingga kini kondisi perusahaan plat merah tersebut terus merugi dan hanya mampu melayani delapan persen dari 56 ribu pelanggan. Selain itu kondisi jaringan yang rusak membuat kualitas air yang sampai ke konsumen tidak sehat," ujar Wali Kota Pekanbaru Firdaus di Pekanbaru, Selasa.

Saat ini hampir seluruh pipa PDAM sudah tua dengan tingkat kebocoran jaringan PDAM Tirta Siak tiap tahun mencapai 65 persen. Pipa yang berkarat serta mengalami sedimentasi membuat produksi air yang bagus sekalipun ketika melewati jaringan kualitas dan mutunya akan berubah sampai di rumah masyarakat.

Maka dari itu untuk mewujudkan perbaikan hingga ke pelayanan pemerintah berharap bantuan dana dari pemerintah pusat melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) serta dana Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan. Sebab Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Pekanbaru tidak mampu untuk membiaya hal tersebut. Upaya sudah dilakukan pihaknya dengan menjalin kerjasama dengan perusahaan asal Korea yang bernama Gold Stard (GS) E&C Jakarta.

"Sejauh ini kerjasama tersebut sudah disambut baik mereka dengan melakukan Visibility Studi terhadap PDAM, namun kita masih butuh proses untuk kelanjutan kontrak kerjasama ini baik itu dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) maupun dengan PDAM yang diharapkan akan terealisasi tahun 2015," terang wako usai menggelar rapat pertemuan sosialisasi penyediaan air minum di wilayahnya.

Manager Senior GS E&C Jakarta, Agung Setiawan, mengatakan pihaknya tidak memandang ini sebagai sebagai bisnis diawal, akan tetapi sebagai hubungan kerjasama antara negara dengan negara. Karena pada dasarnya PDAM saat ini masih merugi.

"Namun kita optimis kalau di kelola dengan baik dan kerjasama antara Pemdanya bagus maka ada peluang untuk memberikan keuntungan," kata dia.

Berbicara kelanjutan kerjasama dia mengatakan, saat ini pihaknya sedang mengajukan proyek ini ke Bappenas untuk didaftarkan ke buku Public Private Partnership (PPP).

Di tempat yang sama pihak Konsultan GS, Eko Bagus Delianto, dalam pemaparannya mengatakan, hasil survei mereka bagi PDAM Tirta Siak menemukan kualitas air bawah tanah di Pekanbaru masih kurang baik sebab masih mengandung bakteri E-coli. Untuk itu perlu investasi besar buat mengolah air sungai yang berwarna dan berbau itu menjadi air yang layak konsumsi. Sebagai perusahaan yang sudah berpengalaman di Korea pihaknya optimis mampu menyajikan kualitas air minum yang kredibel dan layak konsumsi kepada masyarakat.

"Saat ini produksi Air minum di PDAM baru 320 liter perdetik sementara kebutuhan cukup tinggi, maka kita berencana tahap

awal akan menghasilkan 1.400 liter perdetik dari 250.000 liter kebutuhan,"urai dia.

Diakui dia, jika kontrak kerjasama dimulai tahun 2015 maka di targetkan sudah beroperasi 2018 . Tiga tahun pertama perusahaan Korea ini berencana akan melakukan rehabilitasi jaringan terlebih dahulu. Kemudian di tahun 2018 -2020 akan memproduksi air 700 liter perdetik, tahap dua 2020-2022 sebanyak 700 liter perdetik lagi.

"Estimasi biaya kebutuhan pembangunan proyek tahap I dan II berupa pengolahan air dari sungai Siak dan tower tangki hingga jaringan mencapai Rp2 triliun. Akan ada 8 tower tangki yang dibangun di kecamatan dari sini jaringan akan di bangun ke rumah masyarakat," kata dia.

Ketua sementara DPRD Pekanbaru, Provinsi Riau, Roni Amril, mengakui, kondisi PDAM kini memang sulit. Perlu terobosan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Karena prasarana ini merupakan tanggung jawab pemerintah. maka harus ada kerjasama yang singkron, agar pemaksimal pembenahan penyediaan air minum tercapai.

"Dewan mendukung, kita menginginkan pelayanan yang baik dan harga yang terjangkau. Selanjutnya adalah kualitas," ujar dia.