Saatnya "Tour de Siak" Mendunia

id saatnya tour, de siak mendunia

Saatnya "Tour de Siak" Mendunia

"Siak is the truly Malay", slogan yang artinya "Siak adalah Melayu yang sejati" itu terus berdengung pada penyelenggaraan lomba balap sepeda Tour de Siak 2014. Pemerintah Kabupaten Siak untuk kali kedua menggelar lomba balap sepeda bertaraf internasional itu menyusul kesuksesannya pada penyelenggaraan pada tahun lalu.

Semua orang mungkin awalnya tidak mengira dan hanya bisa bermimpi, bahwa Kabupaten Siak bisa menyedot perhatian publik di skala nasional bahkan internasional dari sebuah perhelatan olahraga. Nyatanya, kota kecil di Provinsi Riau itu kini mulai mendunia lewat putaran roda-roda sepeda dalam perhelatan tTour de Siak (TdS).

Bahkan, Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo pun mengakui potensi TdS mengajak semua pihak untuk bersama-sama mendukung "Tour de Siak" di Kabupaten Siak, Riau, agar menjadi lomba balap sepeda bertaraf internasional yang mendunia.

"Terus perjuangkan Tour de Siak menjadi iven yang tak hanya jadi kebanggaan Siak, kebanggan Riau dan Indonesia, tapi jadikan kebanggaan dunia dan kebanggaan kita semua," kata Roy Suryo pada pembukaan Tour de Siak (TdS) 2014, di Siak, Rabu malam (15/9).

Roy Suryo juga berharap agar dukungan terhadap TdS dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat bersama masyarakat dan pihak swasta tidak surut. Sebabnya, ia menilai penyelenggaraan TdS telah mengalami banyak peningkatan dibandingkan penyelenggaraan pertama kali pada 2013.

"Dari jumlah etape dan pesertanya yang bertambah, dengan hadiahnya yang meningkat dua kali lipat, saya menilai penyelenggaraan Tour de Siak berjalan dengan sukses," katanya.

Bupati Siak, Drs. H. Syamsuar, Msi. mengatakan penyelenggaraan TdS terus mengalami pembenahan dan peningkatan dari segi kualitas. Ia mengatakan, penyelenggaran TdS 2014 melombakan empat etape dengan hadiah yang meningkat dari Rp380 juta pada tahun lalu, menjadi Rp750 juta.

"Tahun lalu TdS hanya melombakan tiga etape, tapi sekarang bertambah jadi empat. Hadiahnya juga naik dari Rp380 juta menjadi Rp750 juta pada tahun ini, dana itu bukan semuanya dari pemerintah daerah tapi dari sponsor juga," ujarnya.

Selain itu, penyelenggaraan TdS tahun ini cukup sukses dilihat dari jumlah peserta yang bertambah dibandingkan tahun 2013. Pada tahun lalu TdS hanya tujuh tim dari luar negeri, sedangkan untuk tahun ini diikuti sebanyak 143 peserta yang terdiri dari 10 tim mancanegara dan delapan tim nasional.

"Saya berharap para peserta menyempatkan diri untuk mengunjungi objek wisata budaya Melayu Siak. Dan saya berharap kedepannya rute lomba tidak hanya melewati Siak saja, melainkan juga ke kabupaten/kota lainnya agar lebih banyak peserta dan wisatawan yang mengikutinya," kata Syamsuar.

Ketua KONI, Tono Suratman, dalam sambutannya mengatakan bahwa TdS merupakan bentuk iven yang dibutuhkan untuk pengembangan olahraga nasional. Sebab, untuk mendapatkan prestasi di bidang olahraga membutuhkan kerja keras dengan program yang terukur dan terarah.

"Pemerintah Kabupaten Siak sudah mampu menggunakan infrastruktur jalan dan jembatan, sarana olahraga yang dibangun untuk Pekan Olahraga Nasional 2012 untuk pengembangan olahrga dan ekonomi kreatif," katanya.

Bahkan, ia mengatakan keberhasilan dan kerja keras Pemerintah Kabupaten Siak menyelenggarakan TdS juga membuat daerah itu dipercaya untuk jadi tuan rumah lomba sepeda bertaraf internasional lainnya.

"Tidak salah kalau Siak dalam waktu dekat ini akan menjadi tuan rumah ASEAN BMX Championship pada November 2014," kata Tono Suratman.

Sementara itu, Ketua Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Edmound Simorangkir, mengaku bangga melihat persiapan panitia TdS terliat makin berpengalaman dalam menggelar lomba balap sepeda. Ia berharap TdS di masa depan tidak hanya menjadi agenda tahunan PB ISSI, melainkan juga dapat segera mendapat pengakuan dari "Union Cycliste International" (UCI) untuk menjadikan lomba balap sepeda yang masuk dalam agenda rutin kegiatan internasional.

"Panitia seperti sudah berpengalaman, padahal ini baru penyelenggaran kedua kalinya. Saya harap acara ini tidak hanya masuk kalender ISSI, tapi juga segera diakui dalam agenda UCI," kata Edmound.

Lomba TdS 2014 terdiri dari empat etape, yang akan berlangsung mulai tanggal 18-21 September. Jumlah keseluruhaan panjang lintasan mencapai lebih kurang 430 kilometer.

Etape I melombakan "Team Time Trial" (TTT) akan dimulai pada 18 September 2014. Start dimulai dari Kota Siak Sri Indrapura menuju Simpang Dayun, dengan panjang lintasan 154,18 kilometer (Km). Untuk etape II melombakan "Road Race" dimulai pada 19 September akan melalui jalanan lintas Kota Siak menuju Kecamatan Sungi Apit dengan panjang lintasan 115,45 Km

Etape III melombakan "Circuit Race". Pebalap akan melintasi jalanan dari Kota Siak menuju Perawang. Etape ini merupakan etape terberat karena lintasannya terpanjang yakni 182,12 km. Etape IV, merupakan terakhir dan diberi nama, "Siak City Race", dengan panjang lintasan 110 km.

Berapa tim dari luar negeri di antaranya CCN Cycling Team dari Brunai, Eddy Holland Team Persatuan Lumba Basikal Trengganu Malaysia, Malaysia National Team, National Team Bahrain, Tabriz Syahdari Ranking Team asal Iran, Thailand National Team, Team Gusto Taiwan, Kazahstan National Team, dan Brunai National Team.

Sedangkan tim nasional dan lokal berasal dari Pegasus Continental Team, Costum Cycling Club, KFC Jakarta, Miagra Racing Team, United Bike Kencana, Pengprov ISSI Kalimantan Barat, Tim BSP Siak, dan BRCC Bayuwangi.

Dorong Ekonomi Kreatif

Semua pihak mulai mengakui bahwa TdS bukan semata adalah iven olahraga yang mengejar prestasi, melainkan juga merupakan wadah yang tepat untuk mengembangkan ekonomi kreatif. Dirjen Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Prof. Drahmad Syah, memuji penyelenggaraan lomba balap sepeda TdS 2014 yang turut merangkul pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sehingga dinilai turut mendongkrak perkembangan ekonomi kreatif di Provinsi Riau, khususnya di Kabupaten Siak.

"Acara ini bukan sekedar acara olahraga karena efek beruntunnya kepada ekonomi kreatif cukup besar. Mencari juara lomba sepeda memang ada, tapi dampak paling depan adalah mempromosikan Siak yang juga berdampak ke ekonomi kreatif," kata Drahmad Syah kepada Antara di Siak.

Drahmad tidak segan menyatakan kekagumannya karena Pemerintah Kabupaten Siak selaku penyelenggara turut menyediakan puluhan bazar untuk pelaku usaha UMKM dari daerah tersebut. Menurut dia, penyelenggaraan TdS bukan semata acara olahraga, melainkan sudah menjadi wisata olahraga (sport tourism) yang turut mempromosikan ekonomi kreatif khas daerah.

"Acara ini adalah sport tourism yang jadi magnet inspirasi bagi pengembangan ekonomi kreatif," katanya.

Ia mengatakan penyelenggaraan TdS memiliki potensi untuk menjadi ikon "sport tourism" Siak dan Riau apabila terus dipoles menjadi lebih menarik. Menurut dia, ekonomi kreatif di Indonesia terus berkembang pesat dan berhasil menyumbang sekitar Rp641,8 triliun untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) nasional pada 2013.

"Ekonomi kreatif adalah kekuatan ekonomi Indonesia di masa depan," katanya.

Drahmad juga memberikan masukan kepada pelaku usaha yang mengikuti bazar untuk terus berkembang membenahi produk dan mengembangkan jaringan pemasaran. Sebabnya, ia mengaku melihat sejumlah produk kuliner yang dikembangkan pengusaha Siak belum mengedepankan ciri khas Melayu Riau sebagai sumber inspirasi.

"Munculkan ciri khas Melayu karena klo meniru jadi tak ada rasa memiliki. Produk dari Siak ya Harus bersumber dan terinspirasi dari budaya Melayu ini," ujarnya.

(Advertorial/Humas Pemkab Siak/Rian Anggoro)