BNPB: Tiga Provinsi Di Sumatera Tercemar Asap

id bnpb tiga, provinsi di, sumatera tercemar asap

BNPB: Tiga Provinsi Di Sumatera Tercemar Asap

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan, tiga provinsi di Pulau Sumatera meliputi Sumatera Selatan, Jambi, dan Riau saat ini sedang tercemar asap dampak kebakaran hutan dan lahan.

"Pusatnya itu (kebakaran lahan luas) berada di Sumatera Salatan dan sakarang operasi dipusatkan di sana," kata Kepala Bidang Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo kepada Antara di Pekanbaru, lewat sambungan telepon, Selasa siang.

Menurut dia, cemaran polusi asap terparah saat ini masih berada di wilayah Provinsi Sumatera Selatan dan Jambi.

Hal itu karena menurut Agus, kebakaran terbanyak memang berada di dua wilayah itu.

"Sementara kabut asap yang mencemari sebagian wilayah di Riau merupakan kiriman dari Sumatera Selatan," katanya.

Agus mengatakan, sampai saat ini BNPB dan tim pemerintah daerah masih melakukan operasi penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap.

Operasi kata dia di pusatkan di Palembang untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di berbagai wilayah di Sumatera Selatan.

"Itu masih dalam situasi tanggap darurat bencana kabut asap. Upaya yang dilakukan adalah melakukan hujan buatan dan bom air," katanya.

Agus mengatakan, operasi juga masih menggunakan sejumlah fasilitas lengkap seperti helikopter dan pesawat pemantau.

"Melalui udara itu dilakukan water bombing dan hujan buatan," katanya.

Sementara itu, kata dia, untuk di Riau titik kebakaran lahan masih minim, dan dipastikan asap yang menyelimuti sebagian kawasan termasuk Pekanbaru merupakan asap kiriman dari Sumatera Selatan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau menyatakan pada Senin (22/9) sore sekitar pukul 17.00 WIB Satelit NOAA 18 mentedeksi sebanyak 78 titik panas (hotspot) di daratan Pulau Sumatera, sementara di Riau nihil.

Berbeda dengan Satelit Modis Terra dan Aqua di waktu yang sama, justru merekam kemunculan delapan titik panas, tersebar di sejumlah wilayah kabupaten/kota meliputi Indragiri Hilir (2 titik), Pelalawana (4), Rokan Hilir dan Bengkalis masing-masing satu titik.

Titik panas merupakan hasil pantauan satelit terkait indikasi peristiwa kebakaran hutan dan lahan penyebab polusi asap yang selama ini melanda Riau bahkan sejak 17 tahun terakhir (mulai 1997).

Pemerintah Provinsi Riau telah menyiapkan anggaran senilai Rp10 miliar untuk mengantisipasi bencana kabut asap tersebut.

"Namun anggaran itu baru daoat digunakan jika telah ada tujuh kabupaten/kota yang menyatakan siaga bencana kabut asap," kata Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Riau, Zaini Ismail.