PKK Kampar Jenguk Penderita Hydrocephalus

id pkk kampar, jenguk penderita hydrocephalus

PKK Kampar Jenguk Penderita Hydrocephalus

Tambang, (Antarariau.com) - Ketua TP-PKK Kabupaten Kampar Eva Yuliana, Senin (29/9) menjenguk warga pengidap hydrocephalus yang tinggal di Dusun II Srijaya Desa Balam Jaya. Ia mengaku sangat prihatin melihat kondisi Riziq Al-Rasyid bayi berumur satu tahun itu yang hanya tergolek lemah di pembaringan dengan kepala membesar.

Eva ke rumah orang tua penderita ditemani Zulkifli, Kades Balam Jaya, Kepala Dusun Soyok. Warga setempat yang mengetahui kedatangan Ketua TP-PKK itu ramai-ramai pula datang menjenguk.

Raut muka Eva mendadak berubah trenyuh mana kala melihat bongkahan besar kepala bayi yang tengah tergeletak di kasur dan menyebabkan bentuk wajah jadi abnormal.

Anggota DPRD Propinsi Riau ini berbincang dengan Sutanti, ibu bayi dan juga mencoba berkomunikasi dengan si bayi sambil memberikan bantuan uang kepada orang tua bayi.

“Sangat memprihatinkan, anak sekecil ini harus menanggung penyakit seperti ini, dan harus segera dirujuk ke Jakarta untuk dioperasi,” ucapnya sambil mengelus tangan si bayi didampingi Sutanti, ibunya Riziq.

Tanpa buang waktu, Eva langsung menghubungi dokter anak di Rumah Sakit Umum Bangkinang supaya segera datang, sepulangnya Eva dari tempat itu. Siangnya Dr Cerina menjenguk bayi itu supaya segera diurus surat rujukan agar bisa dioperasi di rumah sakit Jakarta.

Sutanti menceritakan, bahwa anaknya itu sudah pernah dibawa ke Rumah Sakit Awal Bross dioperasi dengan memasukkan selang pembuang cairan di kepala anaknya, namun terjadi infeksi di dekat telinga kirinya, namun beberapa kali dibawa berobat dengan kartu BPJS, dokter menyarankan agar dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta untuk dioperasi, hanya saja terkendala masalah biaya lain-lain diluar pengobatan.

Ternyata selama ini tidak ada warga yang tahu soal penyakit yang menimpa Rizia itu, “Selama ini, tidak ada ada warga yang tahu, ada anak bayi yang menderita hydrocephalus, orangtuanya menutupi karena malu, apalagi sampai terekspos media,” kata Zul Asri, Kepala Dusun 2 Sri Jaya Desa Balam Jaya.

Menanggapi itu Eva menyebutkan, “Untuk apa malu, kalau sudah demikian, tidak bisa ditutup-tutupi lagi, sebab itu penyakit serius yang harus segera diobati,” ujarnya. (Adv)