BI: Pertumbuhan Bank Syariah Di Riau Stagnan

id bi pertumbuhan bank syariah di riau stagnan

  BI: Pertumbuhan Bank Syariah Di Riau Stagnan

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Bank Indonesia menyatakan kondisi bank umum syariah untuk triwulan II-2014 di Provinsi Riau menunjukkan kondisi yang relatif stagnan.

"Pertumbuhan aset, dana maupun pembiayaan lebih rendah dari pertumbuhan bank umum secara umum," kata Pemimpin BI Perwakilan Riau, Mahdi Muhammad, ketika dihubungi di Pekanbaru, Selasa.

Ia menjelaskan, pada triwulan II-2014 aset bank umum syariah hanya meningkat sebesar 2,36 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy) sehingga menjadi Rp5,13 triliun. Porsi (Share) aset bank umum syariah terhadap aset perbankan secara keseluruhan adalah sebesar 6,25 persen, turun jika dibandingkan dengan kondisi triwulan sebelumnya yang mencapai 6,99 persen.

Sedangkan, jumlah bank syariah maupun kantor cabang bank syariah di Riau tidak berubah dibandingkan dengan periode yang lalu, tercatat beroperasi 11 bank syariah di lingkup wilayah Provinsi Riau.

Menurut dia, terbatasnya pertumbuhan aset didorong oleh terbatasnya pertumbuhan dana yang hanya tercatat sebesar 2,45 persen (yoy), sehingga jumlahnya menjadi Rp3,75 triliun. Sementara itu, pembiayaan syariah tumbuh lebih tinggi yaitu mencapai 4,62 persen (yoy).

"Peningkatan pembiayaan yang lebih tinggi dari dana yang dihimpun menyebabkan FDR mencapai 90,48 persen, meningkat dari periode sebelumnya yang tercatat sebesar 87,03 persen. Namun demikian, risiko di bank umum syariah perlu mendapat perhatian yang serius karena terjadi peningkatan yang cukup signifikan hingga berada pada level 5,21 persen," katanya.

Berdasarkan penggunaan, penyaluran pembiayaan konsumsi pada triwulan II-2014 mencapai Rp1,71 triliun atau 50,5 persen dari total kredit yang diberikan bank umum syariah, sementara sektor produktif yang terdiri dari Modal Kerja dan Investasi memiliki sebesar 49,5 persen dari total pembiayaan.

Pembiayaan Modal Kerja tercatat turun sebesar 11,45 persen (qtq) sehingga pada periode triwulan II-2014 tercatat sebesar Rp789,16 miliar. Sementara itu, posisi pembiayaan Investasi tercatat sebesar Rp890,90 miliar pada triwulan II-2014, turun 7,26 persen (qtq) dari posisi di periode sebelumnya.

Berdasarkan sektoral, ia mengatakan sektor Pertanian, Perburuan dan Kehutanan merupakan salah satu sektor yang cukup besar menyerap pembiayaan dari bank umum syariah.

Sektor tersebut menyerap pembiayaan sebesar Rp441,38 miliar di triwulan II-2014, atau sebesar 13 persen dari total pembiayaan bank umum syariah. Selanjutnya diikuti oleh sektor Perdagangan Besar dan Eceran dengan penyerapan pembiayaan sebesar Rp332,25 miliar di triwulan II-2014.