Riau Infllasi 0,42 Persen Pada September

id riau infllasi, 042 persen, pada september

Riau Infllasi 0,42 Persen Pada September

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan Pusat Statistik menyatakan Provinsi Riau pada September 2014 mengalami inflasi sebesar 0,42 persen dengan Indeks Harga Konsumen 115,01.

"Inflasi ini merupakan gabungan tiga kota di Provinsi Riau, yakni Kota Pekanbaru, Dumai dan Tembilahan," kata Kepala Bidang Statistik BPS Riau Zulkifli di Pekanbaru, Rabu.

Ia menjelaskan, laju inflasi tahun kalender Riau kini sebesar 4,21 persen dan laju inflasi tahunan (y-o-y/year on year) sebesar 5,82 persen.

Dari tiga kota tersebut, dua kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Dumai sebesar 0,64 persen, diikuti oleh Pekanbaru 0,43 persen.

"Sedangkan Kota Tembilahan mengalami deflasi sebesar 0,04 persen," ujarnya.

Inflasi Riau bulan September terjadi karena adanya peningkatan indeks harga pada enam kelompok pengeluaran. Inflasi tertinggi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,93 persen.

Selanjutnya diikuti oleh kelompok kesehatan 0,52 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,49 persen, dan kelompok bahan makanan sebesar 0,45 persen.

Kemudian kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,30 persen, serta kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,02 persen.

"Satu kelompok yang mengalami deflasi adalah kelompok sandang dengan deflasi sebesar 0,17 persen," ujarnya.

Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi di Riau antara lain cabai merah sebesar 0,22 persen, beras 0,06 persen, ikan tongkol 0,05 persen, bahan bakar rumah tangga 0,05 persen, dan tarif listrik 0,05 persen.

Kemudian komoditas rokok kretek filter 0,04 persen, kue kering berminyak 0,04 persen, nasi dengan lauk 0,03 persen, telur ayam ras 0,02 persen, kue basah 0,02 persen, dan tomat buah, ikan lele, buncis dan serta biaya pendidikan perguruan tinggi/akademi masing-masing 0,01 persen.

"Jadi kebijakan kenaikan harga elpiji dan tarif listrik ikut mempengaruhi terjadinya inflasi," ujarnya.

Ia menambahkan, dari 23 kota di Sumatera yang menghitung IHK, 20 kota mengalami inflasi dan tiga kota mengalami deflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar 1,29 persen, Bukittinggi sebesar 0,95 persen, Bengkulu sebesar 0,73 persen, Dumai sebesar 0,64 persen, dan inflasi terendah di Tanjung Pinang sebesar 0,06 persen.

Sedangkan deflasi terjadi di Metro sebesar 0,29 persen, Tanjung Pandan sebesar 0,12 persen, dan Tembilahan sebesar 0,04 persen. Dari 10 ibukota Provinsi di Sumatera, inflasi tertinggi di Pangkal Pinang diikuti oleh Bengkulu dan Banda Aceh.

Secara keseluruhan di Indonesia, sebanyak 64 kota mengalami inflasi dan 18 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 1,29 persen, Merauke sebesar 1,08 persen, Bukittinggi sebesar 0,95 persen, dan inflasi terendah terjadi di Gorontalo sebesar 0,03 persen.

Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 0,89 persen dan Bau-Bau sebesar 0,77 persen.