Riau Harus Rebut Rp120 Triliun "Cost Recovery"

id , riau harus, rebut rp120, triliun cost recovery

  Riau Harus Rebut Rp120 Triliun "Cost Recovery"

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Riau mengharapkan penggiat usaha di provinsinya harus bisa merebut proyek-proyek perusahaan minyak bumi dan gas yang merupakan "Cost Recovery" senilai Rp120 triliun dari total Rp300 triliun hasil produksinya.

"Dari Rp300 triliun hasil minyak Riau, Rp120 triliun itu adalah "cost recovery" yang pelaksanaan proyeknya ditenderkan oleh perusahaan minyak. Pemuda harus berperan dalam merebut andil dan peluang yang sangat besar itu," kata Ketua Hipmi Riau, Ahmi Septari dalam seminar di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) di Pekanbaru, Kamis.

Cost recovery merupakan pengembalian biaya operasi dari kegiatan eksplorasi dan eksploitasi pertambangan (hulu) minyak dan gas bumi, yang diperhitungkan sebagai pengurang dari bagian migas yang akan dibagi antara Pemerintah dan Perusahaan.

Menurut Ahmi, peluang tersebut sangatlah besar seperti yang ada di daerah penghasil dan pengelola minyak di Duri dan Dumai. Perusahaan, kata dia, sangat ingin membantu masyarakat dengan memberikan proyek yang ditenderkan hampir setiap hari.

Akan tetapi, karena masyarakat Riau tidak tahu, maka proyek tersebut hanya dimiliki sebagian kecil orang. Bahkan, selama ini sebagian besar direbut oleh orang dari luar Riau.

"Tapi kita kebanyakan hanya mengharapkan dana perusahaan itu dari proposal dan tidak dengan proyek pekerjaan," ungkapnya.

Oleh karena itu, lanjut dia, HIPMI saat ini tengah mendorong pengusaha di Riau khususnya yang muda untuk menjembatani hal tersebut. Bentuk konkritnya, kata dia, HIPMI telah buka cabang di perguruan tinggi yang ada di Riau untuk mencari cikal bakal pengusaha untuk nantinya terjun berusaha dengan modal pelatihan, koneksi, dan komunitas.

Ketua pelaksana dialog ini, Titin Sesma Febriani mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian agenda temu Ikatan Senat mahasiswa Ekonomi Indonesia (ISMEI). Peserta berasal dari Aceh, Sumut, Sumsel, Lampung, Jabar, Jatim, Sulsel, dan Maluku serta mahasiswa ekonomi dari Riau.