Plt Gubernur Riau Akui Tidak Diundang Pelantikan

id plt gubernur, riau akui, tidak diundang pelantikan

Plt Gubernur Riau Akui Tidak Diundang Pelantikan

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pelaksana Tugas Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman mengakui tidak diundang pada acara pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla yang dilaksanakan di Gedung MPR, Senin.

"Tidak ada undangan," katanya saat menjawab pertanyaan wartawan setelah selesai melakukan kegiatan nonton bersama pelantikan Jokowi-JK di ruang medium DPRD Riau di Pekanbaru, Senin.

Pada pelantikan Jokowi itu, beberapa gubernur bahkan wali kota terlihat hadir. Diantaranya Gubernur Aceh Zaini Abdullah, Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Djahja Purnama, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, bahkan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

Meskipun begitu, Plt Gubernur Riau tetap mengharapkan presiden terpilih itu untuk lebih bijaksana dalam menjalankan tugas pemerintahan.

Secara khusus, dia berharap Riau juga mendapatkan perhatian lebih karena banyaknya perusahaan nasional dan multinasional yang beroperasi di daerah tersebut.

Dia mengatakan pertumbuhan ekonomi yang dirasakan secara nasional maupun global itu hendaknya dapat dirasakan juga oleh masyarakat Riau, terlebih lagi dengan keberadaan perusahaan-perusahaan tersebut. Saat ini, kata dia, Pemerintah Provinsi Riau terlambat memajukan karena keuangan daerah yang tidak cukup.

"Kalau dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kita yang ada tentu tidak cukup," jelasnya.

Menurut dia, banyaknya investasi yang masuk ke Riau serta pertumbuhan ekonomi dan penduduk yang cepat, tidak seimbang dengan alokasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang diberikan pemerintah pusat.

"Untuk menanggung beban pembangunan terasa tak seimbang dengan anggaran yang ada," katanya.

Ia berharap pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) bisa lebih besar memberikan dukungan ke Riau yang ingin menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Sumatera.

"Ini sejalan dengan Visi Riau 2020, yakni berhajat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan kebudayaan Melayu di bentangan Asia Tenggara," katanya.