Plt Gubernur Berharap Jokowi Perhatikan Riau

id plt, gubernur berharap, jokowi perhatikan riau

 Plt Gubernur Berharap Jokowi Perhatikan Riau

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rahman berharap Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla dapat memberikan perhatian yang lebih kepada provinsi tersebut selaku daerah yang menyumbang devisa besar bagi negara.

"Pertama saya ucapan selamat atas dilantiknya Presiden dan Wakil Presiden Jokowi-Jusuf Kalla ketujuh Republik Indonesia. Kemudian kita meminta perhatian lebih khusus kepada Provinsi Riau," katanya di Pekanbaru, Senin

Menurutnya, pembangunan di provinsi yang berjuluk bumi lancang kuning tersebut tidak cukup hanya dengan mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), namun dibutuhkan Anggaran Pedapatan dan Belanja Negara (APBN) yang besar.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Riau di triwulan ketiga tahun 2014 menyebutkan, pertumbuhan ekonomi di Riau tanpa minyak dan gas bumi tercatat sebesar 3,53 persen. Jika dibanding periode yang sama tahun sebelumnya tumbuh sekitar 4 persen.

"Kemudian investasi nasional dan multi nasional yang ada di Provinsi Riau, juga meningkat hingga semester pertama tahun ini. Ini juga harus didukung dengan memperhatikan pembangunan di seluruh aspek," katanya.

Pada Senin (20/10), Jokowi-Jusuf Kalla dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden ketujuh Republik Indonesia setelah memenangkan Pilpres 2014 dan mengalahkan lawan politiknya Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Pelantikan dihadiri pejabat pemerintahan, mulai dari pejabat eksekutif, legislatif, yudikatif, TNI, Polri dan lainnya.

Selain itu, perwakilan dari 17 kepala negara menghadiri acara pelantikan ini termasuk Perdana Menteri Australia Tony Abbott, Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry.

Dalam pidato kenegaraannya yang pertama, Presiden Joko Widodo meminta seluruh elemen bangsa turut bekerja bersamanya membangun bangsa.

"Kerja besar membangun bangsa tidak mungkin dilakukan sendiri oleh Presiden, Wakil Presiden atau pun jajaran pemerintahannya. Tetapi membutuhkan topangan kekuatan kolektif yang merupakan kesatuan seluruh bangsa," kata Presiden. (Advertorial)