Denver, (Antarariau.com) - Hillary Clinton terus digadang-gadangkan sebagai calon presiden Amerika Serikat dari kubu Demokrat.
Bersama suaminya Bill Clinton, giat bersafari dalam selubung mengampanyekan para inkumben wakil rakyat dari kubu Demokrat yang berjuang untuk dipilih kembali, terutama di negara-negara bagian seperti Colorado, Louisiana, North Carolina dan Arkansas yang menjadi kampung halaman Clinton.
Di Denver, Colorado, Hillary berdiri di hadapan ratusan pendukung untuk memuji sesama elite Demokrat dan sekaligus melancarkan ofensif terhadap kubu Republik.
"Apakah Anda semua siap mendengarkan presiden mendatang Amerika Serikat?", tanya calon anggota DPR dari Demokrat Andrew Romanoff.
Clinton mengkritik kubu Republik karena menganggap remeh pencapaian dan kepemimpinan Demokrat.
"Jangan pilih orang yang dengan bangganya bilang pada Anda bahwa mereka tidak akan berkompromi, jangan pilih orang yang citra tentang masa depannya kedengarannya seperti masa lalu," kata Clinton seperti dikutip AFP.
Mantan menteri luar negeri AS fokus pada mengerek Demokrat memenangkan Pemilu sela 4 November kendati para pembantunya menasehatinya bahwa langkah itu lebih baik dilakukan saat dia mengutarakan pencalonannya sebagai presiden AS.
Dia terus berkampanye, seperti lontarakan kalimatnya berikut, "Hidup saya sangat beruntung, tapi yang paling beruntung adalah saya dilahirkan di Amerika."
Berita Lainnya
Kasus kekalahan Hillary Clinton di Pemilu AS bisa saja menimpa Jokowi. Kok bisa?
13 April 2019 22:00 WIB
Hillary Clinton Promosikan Kaus "Nasty Woman" Untuk Galang Dana
12 July 2017 9:05 WIB
Hillary Clinton Pamerkan Poni Barunya Pada Hari Perempuan Internasional
12 March 2017 9:20 WIB
Direktur FBI Dituduh Sebagai Penyebab Kalahnya Hillary Clinton
13 November 2016 14:40 WIB
Hillary Clinton Dinyatakan Bebas Dari Dakwaan Keamanan Siber
07 November 2016 11:00 WIB
Jay Z Nyatakan Dukungan Kepada Hillary Clinton
27 October 2016 8:07 WIB
Miley Cyrus dan Katy Perry Jadi "Jurkam" Hillary Clinton
24 October 2016 8:37 WIB
Hillary Clinton Ungguli Trump Dalam Jajak Pendapat Terbaru
01 October 2016 16:01 WIB