Banyak Pungli Jalan Lintas Inhu Kuansing

id banyak pungli, jalan lintas, inhu kuansing

Banyak Pungli Jalan Lintas Inhu Kuansing

Kuantan Singingi, (Antarariau.com) - Puluhan tempat pungutan liar sepanjang jalan lintas Kabupaten Indragiri Hulu menuju Kuantan Singingi, Provinsi Riau resahkan sopir mobil yang melewati lintas barat Sumatra tersebut.

"Kami merasa terganggu atas dipungutnya uang untuk bisa melewati jalan tersebut khususnya di daerah Kelayang, Peranap, Cerenti dan Pengian walaupun jumlah iuran itu tidak ditetapkan," kata salah satu sopir truk Suardi (50) yang setiap hari melewati jalan tersebut di Kuansing, Kamis.

Ia mengatakan, dirinya dan beberapa sopir mobil milik pribadi merasa terganggu atas ulah oknum warga setempat yang selalu meminta sumbangan kepada sopir pada saat melewati buka tutupnya jalan tersebut karena adanya peningkatan jalan.

Pihak perusahaan hendaknya melarang sejumlah warga yang dinilai rugikan sopir dan membuat ketidaknyamanan penumpang yang setiap hari akan melewati lokasi tersebut, karena buka tutup jalan dilakukan petugas adalah kewajiban pihak perusahaan.

"Pihak perusahaan hendaknya membayar petugas tersebut, selain itu juga menindak tegas ada karyawannya memungut uang iuran kepada setiap mobil yang ada," tegasnya.

Menurutnya, pihak penegak hukum dan instansi terkait seharusnya menindaklanjuti keluhan warga yang merasa diberatkan dengan sumbangan yang tidak jelas itu yang justru merugikan pihak pemilik kendaraan, apalagi terhadap mobil kendaraan umum yang jelas belum tentu ada penumpangnya.

"Modus itu apapun alasannya hendanya di hilangkan, karena menghambat lalu lintas," tegasnya.

Selain itu, salah satu warga masyarakat Indragiri Hulu, narti (34) juga mengatakan, dengan adanya pungutan liar itu tidak boleh terjadi, apapun motif dan alasannya, jika perusahaan tidak mampu membayar gaji petugas mestinya pihak kontraktor yang menjadi pemenang lelang merasa malu, kalau selalu meminta hendaknya proyek peningkatan jalan tidak dimenangkan perusahaan tersebut dalam pengerjaan itu.

"Masa hanya beli rokok atau minuman warga atau petugas harus dengan meminta-minta dengan sejumlah kendaraan," tegasnya dengan nada kesal.

Dijelaskannya, jika hal ini tetap terjadi pembiaran oleh kedua belah kabupaten justru akan mencoreng daerah dan ini juga menghambat lajunya lalu lintas dan dapat terjadi kecelakaan, pihak perusahaan sudah seharusnya menempatkan karyawannya di di posisi buka tutup jalan itu tanpa memberatkan pemilk mobil.