Pekanbaru, (Antarariau.com) - BKKBN Pusat kini mendorong pasangan usia subur (Pus) untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD guna menekan angka kematian ibu hamil melahirkan di Indonesia.
"Penggunaan Alkon IUD ini terus digencarkan melalui program cafetaria atau pilihan kontrasepsi untuk pascapersalinan dan keguguran sebelum pasien pulang dari rumah sakit," kata pelaksana tugas Deputi KB-KR Ambar di sela acara pertemuan peningkatan kapasitas bagi provider serta pemantapan KB pasca-persalinan dan pasca-keguguran, di Pekanbaru, Kamis.
Acara ini diikuti sebanyak 488 peserta berasal dari peserta lokal, kabupaten dan kota se-Riau, kepala SKPD kabupaten dan kota se-Riau, serta pengelola program KB di RS dan Bidan digelar di Pekanbaru pada 22-24 Oktober 2014.
Menurut Ambar yang juga Sestama BKKBN itu, penggunaan IUD relatif lebih efektif --juga termasuk implan-- jika dibandingkan dengan
penggunaan alat kontrasepsi lainnya.
Ia mengatakan, penggunaan IUD bisa bertahan sampai dengan lima hingga sepuluh tahun jika dibandingkan dengan alat kontrasepsi suntik yang harus dipakai sekali sebulan itu.
"Oleh karena itu PUS harus sering didorong untuk menggunakan IUD di samping praktis juga berdampak kepada terdukungnya program Keluarga Berencana sehingga sisteim cafetaria ini tidak perlu pemaksaan namun harus terus didorong," katanya.
Maka bagian dari acara ini, smeua bidan yang berpraktik di rumah sakit pemerintah atau swasta perlu terus diberikan pembekalan soal menarik minat PUS untuk menggunakan IUD itu apalagi pada masyarakat yang berada di daerah yang sulit mengakses pelayanan mobile.
Masyarakat atau pasangan usia subur di daerah itu, harus lebih intensif diberikan pengarahan untuk menggunakan IUD agar mereka tidak gampang "drop out" jadi peserta KB, disamping itu penggunaan alkon yang tepat selain mencegah angka kelahiran juga melindungi perempuan dari kehamilan yang tidak diinginkan.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, Indrawarman mengatakan PUS di Riau kini tercatat sebanyak 856.198 orang sedangkan realisasi penggunaan IUD periode Januari -September 2014 tercatat sebanyak 5.277 atau 62,1 persen dari target dari 8.503.
Berita Lainnya
BKKBN Riau dorong semua pihak manfaatkan bonus demografi 2030
22 July 2023 20:36 WIB
BKKBN Perwakilan Riau dorong partisipasi pria ber-KB
12 May 2023 20:55 WIB
Pemerintah Pekanbaru terus dorong masyarakat menjadi bapak asuh anak stunting
12 May 2023 20:45 WIB
BKKBN Perwakilan Riau dorong pembentukan Duta GenRe percepat penurunan stunting
20 March 2023 21:08 WIB
BKKBN Provinsi Riau dorong tradisi donasi turunkan prevalensi stunting
20 January 2023 7:05 WIB
BKKBN Riau dorong program bapak asuh percepat penurunan stunting di Rohil
03 November 2022 17:47 WIB
BKKBN Perwakilan Riau dorong intervensi pencegahan 363 orang berisiko stunting
20 October 2022 23:05 WIB
BKKBN Perwakilan Riau dorong peran 500 PIKR atasi permasalahan remaja
13 October 2022 21:34 WIB