Disdik Riau Hanya Targetkan Serapan 60 Persen

id disdik riau, hanya targetkan, serapan 60 persen

Disdik Riau Hanya Targetkan Serapan 60 Persen

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Dinas Pendidikan Provinsi Riau pada tahun anggaran berjalan 2014 hanya menargetkan serapan sekitar 60 persen mengingat waktu yang hanya tersisa 52 hari kerja sementara sampai saat ini baru 14,29 persen.

"Sebenarnya berat hati kita mengatakan, ini prediksi pesimis sejelek-jeleknya hanya 60 persen dan itu saja sudah bagus, karena kalau dipaksakan khawatir nanti ada hukuman dan sanksi seperti pembangunan fisik yang punya mekanisme," kata Ketua Komisi E DPRD Riau yang membidangi Kesejahteraan Rakyat Masnur di Pekanbaru, Jumat.

Dia mencontohkan untuk proyek fisik harus ada proses tender dan masa sanggah sehingga tidak memungkinkan jika waktu yang tersisa hanya 22 hari. Oleh karena itu, penyerapan yang bisa dilakukan adalah dalam bentuk pengadaan barang dan jasa.

Menurutnya, rendahnya serapan itu dipengaruhi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBDP) yang baru menyelesaikan Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) pekan ini.

Jadi, kata dia, program fisik ditunda saja terlebih dahulu untuk kemudian dimasukkan dalam APBDP 2015 karena APBD murni 2015 juga sudah disahkan.

"Yang jelas tidak otomatis semuanya, untuk pengadaan masih bisa dikerjakan dan juga beasiswa yang diharapkan bisa meningkatkan serapan hingga 30 persen pada November," imbuhnya.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Dwi Agus Sumarno menyatakan anggaran di instansinya secara total berjumlah Rp438 miliar. Selain itu anggaran pendidikan yang wajib 20 persen dari total APBD 2014 senilai Rp8,7 triliun juga tersebar di dinas lain seperti perpustakaan, kebudayaan, dan biro keuangan untuk beasiswa dengan presentase 23 persen.

"Kalau beasiswa terhambat karena tidak banyak yang lulus S2 dan S3. Pada mulanya kita anggarkan untuk 200, tapi hanya 80 orang yang lulus," jelasnya.

Sementara itu, lanjutnya, mengenai tugas belajar bagi guru yang diharuskan S2 sudah disediakan untuk menempuhnya di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Universitas Negeri Padang (UNP), dan Universitas Negeri Jakarta (UNJ), namun banyak tidak bisa karena alasan keluarga..

"Sehingga kita tawarkan izin belajar saja di Universitas Terbuka," sebutnya.