Kuantan Singingi, (Antarariau.com) - Wilayah Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau, mulai langka bahan bakar minyak jenis solar akibat aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) yang tak kunjung dapat dihentikan penegak hukum.
"Kelangkaan solar bukan saja di sejumlah SPBU tetapi juga di jual secara eceran oleh masyarakat, hingga kerap terjadi berhentinya operasional sejumlah bus," kata Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kuansing H Tarmis di Teluk Kuantan, Rabu.
Ia mengatakan, setiap hari ratusan bus, angkutan umum dan mobil pribadi berjejer sepanjang Jalan Sudirman Teluk Kuantan menunggu antrean pengisian BBM.
Jika kondisi ini tidak bisa dilakukan penghentian oleh penegak hukum, kata dia, dampak lainnya bakal muncul seperti warga terserang penyakit, sumber daya alam akan habis bahkan akhirnya masyarakat banyak yang miskin.
"Kemiskinan terjadi akibat lahan porak poranda tidak bisa diolah lagi untuk lahan pertanian," katanya.
Jika BBM selalu langka di daerah tersebut, kata dia, sejumlah mesin listrik yang menggunakan solar akan rusak dan bahkan sejumlah toko yang menjual mesinpun akan rugi akibat mesin tidak laku lagi.
"Kelangkan BBM tetap diawasi oleh instansi terkait. Jika terjadi lama maka akan dilakukan langkah untuk mengantisipasinya," katanya.
Tarmis menduga maraknya aktivitas PETI di tengah masyarakat tidak terlepas dari peran SPBU yang ada di Kuansing. Pihak SPBU tentu orientasinya bisnis atau keuntungan dan berharap BBM yang dijualnya itu cepat laku dijual.
Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi melalui Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kuansing telah mengeluarkan aturan penyaluran BBM kepada masyarakat dengan menggunakan kartu kendali tetapi tetap dilanggar.
Kuansing Mulai Langka Solar
