FITRA: DPRD Riau "Outbond" Cederai Kepercayaan Publik

id fitra dprd, riau outbond, cederai kepercayaan publik

FITRA: DPRD Riau "Outbond" Cederai Kepercayaan Publik

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Riau menyatakan sebanyak 65 orang anggota DPRD provinsi setempat yang melakukan "outbond" atau kegiatan bermain di alam terbuka di Pulau Bali telah mencederai kepercayaan publik.

"Kegiatan outbond yang dilakukan DPRD Riau mencederai kepercayaan publik kepada para wakilnya karena ikut menggerogoti uang APBD Riau yang seharusnya untuk pembangunan, malah digunakan untuk jalan-jalan," ujar Ketua FITRA Riau Usman di Pekanbaru, Rabu.

Menurut dia, sebanyak 65 orang anggota DPRD Riau yang baru dilantik pada 6 September atau kurang dari bulan, sedangkan alat kelengkapan dewan baru terbentuk pada Senin (20/10) atau baru sembilan hari, sudah melaksanakan kegiatan outbond.

Diawal masa kerjanya, DPRD Riau seharusnya menunjukkan kualitasnya serta tanggung jawab mereka sebagai wakil rakyat di provinsi itu, bukan malah memikirkan untuk kesenangan diri sendiri dengan alasan menjalin kekompakan.

"Kami mengutuk kegiatan ini karena tidak ada manfaatnya bagi masyarakat di Riau. Kalau alasan untuk menjalin kekompakan dan sinergitas dalam bekerja, rasanya sangat aneh serta tidak masuk akal. Setahu saya kinerja dewan itu ditentukan oleh selera partai politik pengusung," katanya.

Pihaknya sangat menyayangkan lemahnya evaluasi yang dilakukan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terutama dalam melakukan verifikasi terhadap APBD Riau karena selama ini banyak mendapat sorotan baik oleh media lokal, media nasional dan organisasi masyarakat.

"Kemendagri tidak selektif dan tak teliti pastinya melakukan verifikasi anggaran yang diajukan oleh pemerintah daerah," ucap Usman.

Ketua DPRD Riau Suparman sehari sebelum berangkat mengatakan kegiatan outbound tersebut dilaksanakan mulai Rabu (29/10) sampai dengan Jumat (31/10). Lokasi di Bali yang dipilih adalah Singaraja, Ibu Kota Kabupaten Buleleng.

"Mulanya akan dilaksanakan di Bandung. Namun setelah dilihat kesana tidak sesuai sehingga dipindahkan ke Bali. Jadi, ini merupakan alternatif kedua," katanya.

Dia menjelaskan bahwa dipilihnya Provinsi Bali sebagai lokasi outbound bukan bertujuan untuk rekreasi, namun hal tersebut dilakukan untuk memupuk kebersamaan para anggota dewan.

"Kita tidak untuk itu karena kita juga bukan ke pantai tapi ke daerah perbukitan. Singaraja itu representatif tempatnya, suasana alamnya pun mendukung untuk outbound," ungkapnya.