Warga Pekanbaru Minta Kepolisian Stop Kelangkaan Elpiji

id warga pekanbaru, minta kepolisian, stop kelangkaan elpiji

Warga Pekanbaru Minta Kepolisian Stop Kelangkaan Elpiji

Pekanbaru, (Antara) - Warga Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, meminta Pertamina bekerja sama dengan aparat kepolisian di daerah itu untuk menyetop aksi penimbunan gas ukuran 3 kg oleh oknum pedagang hingga mengakibatkan gas tersebut langka.

"Kelangkaan gas elpiji seberat 3 Kg ini terjadi bukan kali ini saja, namun sudah sering dan hampir tiga tahun terakhir ini. Sedangkan alasan pedagang pengecer tetap klise karena pasokan dari Pertamina terbatas," kata seorang ibu rumah tangga Amanda (45) di Pekanbaru, Jumat.

Menurut Amanda, dari beberapa informasi media justru Pertamina tidak pernah membatasi stok bahkan pasokan gas tersebut lancar -lancar saja .

Mirisnya, kata Amanda lagi, alasan lainnya dari pedagang pengecer, seperti pengecer di perempatan Jalan Kutilang, Kecamatan Sukajadi itu, yakni mereka susah mendapatkan gas 3 kg itu atau hanya diberi satu atau dua tabung saja dari agen karena elpiji tersebut didrop Pertamina ke Pulau Jawa.

"Aneh-aneh saja komentar pedagang pengecer itu. Ulah agen dan pedagang yang diindikasi telah bekerja sama itu mengakibatkan kelangkaan terus terjadi dan demi meraup untung besar masyarakat menjadi susah," katanya.

Ini modus namanya, kata Amanda lagi, jika susah mendapatkannya dan mereka menyediakan hanya satu atau dua tabung gas saja maka konsumen tentu akan berebutan.

Ketika berebut ingin mendapatkan gas tersebut, katanya, maka pedagang pengecer langsung menaikkan harga hingga Rp6000-an per tabung dari Rp16.000 dijual agen menjadi Rp22.000 bahkan Rp25 ribu per tabung demi meraup untung besar.

Hal yang sama disebutkan Pis (43) warga Kecamatan Sukajadi, dirinya sejak pagi hingga tengah hari mengitari sejumlah pedagang pengecer namun gas tersebut sulit didapat.

"Kalau pun dijual Rp25 ribu per tabungnya, saya akan tetap beli. Sebab tanpa gas nanti dapur tidak nyala. Sedianya mau dibeli mahal namun gas tersebut tidak kunjung ada," katanya.

Senada dengan Berty (37) mengatakan saatnya Pertamina turun ke lapangan membawa aparat kepolisian untuk menciduk spekulan yang melakukan penimbunan elpiji tersebut.

Prilaku ini sudah melanggar aturan, yakni menimbun dan mengakibatkan keresahan di masyarakat sebab pasokan kebutuhan masyarakat terganggu. Kejadiannya berulangkali pula, lalu apa lagi yang ditunggu polisi, mereka kan bisa menangkap pelakunya?.

"Masak di negara yang sudah merdeka ini, kok masih ada rakyat yang kesusahan untuk memperoleh kebutuhan hidup? Apa Pertamina dan kepolisian tidak mau bertindak? Apa keluarga mereka tidak kesulitan mendapatkan gas itu?," katanya.