Pedagang Kecil Pekanbaru Kecam Tenda Rp2 Miliar

id pedagang kecil, pekanbaru kecam, tenda rp2 miliar

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Sejumlah pedagang Pasar Pagi Arengka yang tergabung dalam Front Pedagang Pasar dan sejumlah mahasiswa demo di rumah dinas Wali Kota Pekanbaru dan mengecam keberadaan tenda yang disinyalir seharga dua miliar rupiah.

"Kami sangat sedih mendengar wali kota kami menghamburkan uang sebanyak dua miliar hanya untuk memasang tenda di rumah dinasnya," kata koordinator lapangan Nofri Andri Yulan di Pekanbaru, Jumat.

Ia mengatakan hal ini sangat berbanding terbalik dengan kehidupan rakyat kecil Pekanbaru, terutama pedagang yang setiap harinya berjualan sayur dan mengumpulkan uang recehan untuk menghidupi keluarga dan menyekolahkan anaknya.

"Jangankan untuk memikirkan biaya kesehatan, biaya sekolah saja sulit," katanya.

Ia mengatakan gaya hidup wali kota saat ini hanya memperkaya diri sendiri, dan kami anggap telah gagal memimpin kota Pekanbaru. "Sangat berbeda jauh dengan apa yang dijanjikannya dulu," katanya.

Sementara itu ibu ibu pedagang pasar yang terlibat dalam demo membawa serta sayur dan barang jualannya. Mereka menggelar barang dagangan dan uang recehan didepan rumah wali kota untuk menunjukkan seperti apa kehidupan mereka.

"Pak Wako, lihatlah sayuran yang kami bawa ini, kita setiap hari hanya berjualan sayur dan untung kita kecil, lihatlah recehan uang ini," teriak salah satu ibu.

"Wako menghamburkan uang rakyat hanya untuk pengadaan tenda seharga Rp2 miliar. Saya fikir tidak ada tenda yang harganya mencapai angka seperti itu. Lebih baik uang itu digunakan untuk memperbaiki fasilitas sekolah atau kegiatan sosial lainnya" ujarnya kepada Antara.

Sebelumnya, sejumlah mahasiswa dan beberapa LSM yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Anti Koruptor (GERTAK) melakukan unjuk rasa di depan kantor Wali Kota Pekanbaru dan menuntut mundur dari jabatannya.

Mereka mengatakan Wako sudah tidak lagi berpihak kepada rakyat atas beberapa kebijakan yang telah diambilnya. Janji yang disampaikan pada saat kampanye lalu guna mewujudkan Kota Pekanbaru sebagai Kota Metropolitan dan Madani tidak ditepati.

Hal itu terkait dengan adanya dugaan penyelewengan seperti penyaluran beasiswa yang tidak tepat sasaran dan pengadaan tenda rumah dinas Wako yang mencapai Rp2 miliar serta dugaan penyimpangan dalam pembangunan kantor baru Pemko di Tenayan Raya.

"Begitu banyak dugaan penyelewangan anggaran yang dilakukan oleh Firdaus, janji yang telah diucapkannya tiga tahun lalu sama sekali tidak ditepati," kata salah satu mahasiswa Hidayat. (*/ang)