Festival Bandar Senapelan Ajang Promosi Budaya Melayu

id festival bandar, senapelan ajang, promosi budaya melayu

Festival Bandar Senapelan Ajang Promosi Budaya Melayu

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Festival Bandar Senapelan, yang di gelar Pemerintah Pekanbaru, Provinsi Riau, merupakan ajang promosi budaya Melayu, untuk menjadi salah satu ikon wisata baik lokal maupun nasional.

"Mari kita sebagai orang Melayu mengembangkan budaya kita kepada para pendatang, agar dikenal sebagai budaya yang mengangkat marwah Pekanbaru," kata Walikota Pekanbaru, Firdaus, saat membuka Festival Bandar Senapelan, di Pekanbaru, Sabtu.

Menurut dia, nama Pekanbaru dahulunya dikenal dengan nama "Senapelan" yang pada saat itu dipimpin seorang Kepala Suku disebut Batin.

Daerah yang mulanya sebagai ladang, lambat laun menjadi perkampungan. Kemudian perkampungan Senapelan berpindah ke tempat pemukiman baru yang kemudian disebut Dusun Payung Sekaki yang terletak di tepi muara sungai Siak.

Selanjutnya terang dia, pada hari Selasa tanggal 21 Rajah 1204 H atau tanggal 23 Juni 1784 Masehi berdasarkan musyawarah datuk-datuk empat suku (Pesisir, Lima Puluh, Tanah Datar dan Kampar), negeri Senapelan diganti namanya menjadi "Pekan Baharu" selanjutnya diperingati sebagai hari lahir Kota Pekanbaru.

"Mulai saat itu sebutan Senapelan sudah ditinggalkan dan mulai populer sebutan (Pekan Baharu) yang dalam bahasa sehari-hari disebut Pekanbaru," ujarnya.

Jadi, lanjutnya, dengan digelarnya Festival Bandar Senapelan ini merupakan ajang promosi wisata kepada wisatawan, bahwa Senapelan telah meninggalkan budaya, adat istiadat, kuliner dan cendramata yang patut dibanggakan sebagai salah satu khasanah budaya Nasional.

"Ini Festival Bandar Senapelan yang pertama, diselenggarakan di Tepian Sungai Siak, akan menjadi agenda tahunan," ujarnya.

Dia juga berpesan kepada Dinas terkait dalam hal ini Kebudayaan dan Periwisata, serta Disperindag, agar memanfaatkan ivent ini menjadi tempat membesarkan Usaha Menengah Kecil yang ada di Pekanbaru dalam berbagai kerajinannya juga pemasaran.

Berbagai makanan khas Melayu, seperti bolu kemojo, roti jala, kue bangkit, lempuk durian, dan sebagainya, juga berbagai kerajinan lainnya merupakan cendera mata yang harus dikembangkan sebagai oleh-oleh para tamu yang datang berkunjung ke Pekanbaru, ucapnya.

"Jadikanlah hasil karya UKM Pekanbaru sebagai oleh-oleh khas tamu, karena di samping memperkenalkan Melayu, juga sangat membantu ekonomi pengrajin," katanya.