Siak "Surganya" Balap Sepeda

id siak surganya balap sepeda

Siak "Surganya" Balap Sepeda

Seluruh mata kini tertuju ke Kabupaten Siak, Provinsi Riau, karena dalam setahun mampu menghelat dua kejuaraan bergengsi dengan cukup sukses. Bukan tidak mungkin bahwa kota ditepian Sungai Siak itu ibarat "surga" bagi olahraga balap sepeda.

Pada September lalu Siak sudah sukses menggelar kejuaraan "Tour de Siak" yang merupakan penyelenggaraan kedua, dan diikuti sebanyak 143 peserta dari 11 negara. Dan pada awal November ini, Siak kembali sukses menjadi tuan rumah penyelenggaraan "Asian BMX Championship 2014".

Penyelenggaran iven tersebut akan terus dicatat dalam sejarah olahraga, karena Indonesia baru pertama kali ini menjadi tuan rumah kejuaraan BMX tingkat Asia. Yang lebih membanggakan lagi adalah terpilihnya Kabupaten Siak karena mendapat kepercayaan menggelar kejuaraan tingkat Asia itu di Siak Sri Indrapura BMX Circuit, yang memiliki panjang trek 345 meter.

Kementerian Pemuda dan Olahraga menaruh harapan besar agar Kabupaten Siak bisa secara rutin menggelar kejuaraan bersepeda yang dibarengi dengan pembinaan atlet muda sedari dini.

"Sangat cocok bila Siak mengembangkan olahraga sepeda dan saya berharap daerah ini bisa menjadi barometer, bahkan jadi ikon lomba sepeda dimasa depan," kata Deputi Pembudayaan Olahraga Kemenpora, Faisal Abdullah pada pembukaan "Asian BMX Championship 2014", Minggu (9/11).

Ia menilai Siak sudah memiliki modal yang cukup untuk mengembangkan olahraga bersepeda. Daerah itu menjadi lokasi penyelenggaran lomba pada PON XVIII-2012 di Riau, dan memiliki sirkuit BMX bertaraf internasional. Karena itu, ia pun memuji pemerintah daerah setempat yang tidak menyianyiakan sarana megah yang sudah ada.

"Arena BMX di Siak lebih baik dari arena lainnya di negara lain. Bukan saya sembarang memuji, karena saya melihat bagaimana treknya disiapkan sudah bagus untuk kejuaraan internasional," katanya.

Selain itu, Siak juga memuji kejuaraan balap sepeda "Tour de Siak" yang sudah dua tahun berturut-turut digelar. Ia berharap kejuaraan itu bisa terus digelar karena selain untuk mengejar prestasi, kejuaraan tingkat internasional mampu "menjual" sektor pariwisata daerah.

"Momentum ini harus dipelihara dengan memperbanyak kejuaraan. Asian BMX Championship ini adalah salah satu cara untuk mendorong promosi wisata mengenai indahnya Siak," katanya.

Pujian serupa juga datang dari Sekjen ACC (Asian Cycling Confederation), Choi Boo Wong, yang tak segan mengutarakan kekagumannya terhadap fasilitas sirkuit BMX di Siak. Selain kualitas lintasannya, ia menilai lokasinya memiliki pemandangan cukup indah karena berdekatan dengan Sungai Siak dan Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah yang menjadi ikon wisata Siak.

"Mempertimbangkan bahwa kejuaraan ini yang pertama kali di Indonesia, kami merasa cukup puas," katanya.

Ia mengapresiasi kerja keras asosiasi sepeda nasional bersama pemerintah setempat yang telah mampu melaksanakan kejuaraan internasional itu dengan baik. "Dengan adanya kejuaraan ini saya berharap bisa menambah warna dan keberagaman kemajuan olahraga di Indonesia," ujarnya.

Bupati Siak, Drs. H. Syamsuar, MSi mengatakan adalah sebuah kebanggan bagi Siak menjadi tuan rumah kejuaraan BMX Asia. Apalagi kejuaraan itu memiliki peran penting sebagai kualifikasi menuju Olimpiade 2016 di Rio de Jainero, Brasil.

"Saya juga mengucapkan terimakasih kepada masyarakat yang menciptakan iklim kondusif sehingga Siak dipercaya sebagai tuan rumah kejuaraan BMX ini," katanya.

Ketua PB Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Edmound J.T Simorangkir, bahkan menyatakan Siak telah menjadi bagian dari penyelenggaraan kejuaraan yang penting karena Asian BMX Championship merupakan tahapan kualifikasi menuju olimpiade. Edmound mengatakan seorang pembalap berpotensi meraih 200 poin dari kejuaraan di Siak tahun ini. Setiap atlet BMX paling tidak harus mengantongi paling tidak 400 poin internasional dari kejuaraan yang diakui oleh UCI (United Cycling International), untuk berlaga di olimpiade.

Karena itu, Edmound menilai kejuaraan tersebut lebih berharga bagi pembalap yang ingin berlaga di olimpiade, ketimbang lomba di Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan.

"Kejuaraan ini lebih bergengsi dari di Incheon karena disana hanya diikuti enam negara peserta balap sepeda, sedangkan ini diikuti sembilan negara. Asian Games juga tidak diperhitungkan poinnya untuk olimpiade karena itu kejuaraan multievent," katanya.

Total ada 154 pembalap yang mengikuti kejuaraan Asian BMX Championship, dimana terdapat 72 pembalap saling berebut poin internasional untuk olimpiade. Ada sembilan negara termasuk tuan rumah yang mengikuti kejuaraan yang berlangsung 7-9 November tersebut yaitu Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Singapura, Thailand, Malaysia, Tiongkok, Timor Leste, dan Hongkong.

Peraih medali emas kelas "women elite", Amanda Carr, dari Thailand juga dibuat terkagum-kagum dengan penyelenggaraan kejuaraan BMX di Siak. Gadis blasteran Amerika Serikat-Thailand ini mengaku sangat takjub melihat ratusan penonton yang antusias memadati lokasi pertandingan.

Bahkan, ada yang menarik ketika Amanda berhasil menjadi pemenang, karena para penonton langsung meminta tanda tangan dan foto bersama gadis itu. Para penonton juga tak sungkan mengelu-elukan nama Amanda menerima titel pertamanya sebagai jawara Asian BMX Championship.

"Baru kali ini saya melihat penonton yang sangat banyak pada kejuaraan BMX. Ini sangat hebat karena membuat saya menjadi semangat ketika bertanding," kata Amanda girang.

Jadi, giliran kita menjaga Siak sebagai "surga" balap sepeda yang ada didepan mata supaya tidak redup dan sia-sia.

(Advertorial)