Ekosistem Digital Permudah Akses Masyarakat

id ekosistem digital, permudah akses masyarakat

Ekosistem Digital Permudah Akses Masyarakat

Oleh Suriani Mappong

Makassar, (Antarariau.com) - Komunikasi merupakan kebutuhan esensial dalam kehidupan manusia, mulai sejak dalam kandungan hingga berinteraksi dengan manusia lainnya setelah menghirup udara bebas.

Bentuk komunikasi yang paling sederhana adalah komunikasi interpersonal atau antarpribadi dengan menggunakan bahasa atau isyarat sebagai pengantar (media) agar lawan bicara memahami maksud pemberi pesan.

Seiring dengan perjalanan waktu dan perkembangan teknologi, pada era revolusi industri, salah seorang warga Amerika bernama Alexander Graham Bell dengan segala keterbatasannya karena menyandang sebagai penderita tunarungu, ternyata berhasil menemukan telepon pada tahun 1876.

Dengan temuan itu, genderang telekomunikasi pun mulai ditabuh. Inovasi demi inovasi terus dilakukan, hingga akhirnya memasuki penggunaan telepon tanpa kabel yang diistilahkan telepon seluler pada era 1990-an.

"Alat komunikasi sudah menjadi kebutuhan dasar manusia dalam berinteraksi sehingga dalam perkembangannya menjadi ekosistem digital yang mampu mempermudah urusan," kata pengamat komunikasi kandidat doktor Universitas Padjajaran Hadawiah Hatitah di Makassar.

Menurut dia, alat komunikasi berupa telepon seluler pada awal kehadirannya hanya sebagai penghubung "voice" (suara) dan "text" (tulis) untuk mengirim layanan pesan singkat (short message services/SMS).

Namun, memasuki era 2000-an, kelengkapan layanan telepon seluler pun makin terpenuhi yang ditandai sebagai awal dari era digital yang menghadirkan sistem komputerisasi dalam genggaman.

Sementara itu, pakar digital Andi Syahwal Mattuju yang juga CEO Digital Planner mengatakan bahwa dalam era perkembangan dunia digital, sarana telekomunikasi yang digunakan juga telah menggandeng media sosial sehingga komunikasi yang terjadi tidak lagi antara dua pihak, tetapi sudah multipihak.

"Bagi yang mampu melihat peluang baru dalam era perkembangan dunia digital ini, media sosial bahkan menjadi sarana yang efektif dan efisien dalam membantu pemasaran," kata Syahwal.

Menurut dia, dari hasil survei diketahui sekitar 63 persen marketers (pelaku pemasaran) menggunakan media sosial dalam memasarkan produknya.

Hal tersebut dipicu dengan melihat peluang pengguna media sosial yang memanfaatkan fasilitas internet dan sistem digital itu meningkat dari tahun ke tahun.

"Di Indonesia terdapat sekitar 400 juta "user" (pengguna) aktif per hari atau setara dengan tujuh negara di Eropa," katanya.

Khusus di Indonesia, lanjut Syahwal, media sosial yang paling banyak digunakan adalah Facebook, menyusul Twitter, grup Facebook dan Histagram.

Menanggapi perkembangan digital dalam bidang telekomunikasi itu, Digital Business Marketing PT Telkomsel Indonesia Khomeni Mujahid mengatakan bahwa sebenarnya digital tidak mengubah apa pun. Namun, saat ini segalanya telah berubah secara digital di sekeliling kita.

Dewasa ini, lebih dari 65 persen penduduk Indonesia mempunyai akses dan terkoneksi ke internet. Secara statistik diketahui 82 persen orang dewasa menggunakan internet dengan frekuensi rata-rata 40 jam "on line" per bulan.

Hal itu berarti berarti lebih dari satu jam per hari yang digunakan untuk jejaring sosial, mengunduh, dan mencari berita/informasi.

Sementara itu, dari sisi tipikal pengguna telepon seluler alias "handphone" adalah rata-rata pengguna menghabiskan dua jam sehari hanya bermain-main dengan telepon genggamnya.

"Memang, hubungan komunikasi adalah alasan utama orang menggunakan handphone. Namun, mereka juga menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menggunakan fasilitas online atau mobile web," kata Khomeni.

Peran Operator

Menikmati fasilitas dari ekosistem digital yang mempermudah akses komunikasi maupun transaksi pada saat ini, tidak terlepas dari peran operator selaku penyedia layanan telekomunikasi.

Penyedia layanan telekomunikasi pertama di Indonesia adalah PT Telkom, yang merupakan perusahaan milik pemerintah, telah menjadi titik awal penyedia sarana telekomunikasi dengan sistem kabel yang melayani secara "door to door".

Dalam perkembangannya, PT Telkom kemudian mengembangkan sayap dan lahirlah PT Telkomsel pada tahun 1995 dengan semangat inovasi untuk mengembangkan telekomunikasi Indonesia yang terdepan.

Takheran, jika Telkomsel selaku peletak dasar layanan telepon seluler di Indonesia terus berinovasi dan mencatat sebagai operator pertama yang meluncurkan "roaming" internasional dan layanan 3G. Bahkan, menjadi operator perdana melakukan uji coba teknologi jaringan pita lebar LTE.

Memasuki era teknologi informasi dan komunikasi, Telkomsel terus mengoptimalkan layanannya dengan menggunakan potensi peusahaan induk, yakni PT Telkom dan menggandeng perusahaan telekomunikasi negara tetangga Sing Tel Mobile.

Tanpa meninggalkan semangat nasionalime, Telkomsel mengembangkan layanan telekomunikasi seluler hingga memasuki era digital dan mengukuhkan diri sebagai penyedia layanan gaya hidup seluler yang terpercaya.

"Dengan komitmen itu, Telkomsel terus berinovasi agar layanannya dapat mengikuti perkembangan zaman dan kebutuhan pelanggan sehingga pengguna dapat menikmati kehidupan yang lebih baik pada masa mendatang," kata Khomeni.

Wajarlah jika kajian Authentic Brands 2014 yang digelar perusahaan komunikasi global Cohn & Wolfe menyatakan bahwa PT Telkomsel merupakan perusahaan komunikasi paling otentik di Indonesia.

Menurut Vice President Corporate Communications Telkomsel Adita Irawati, predikat ini diperoleh berdasarkan hasil studi yang dilakukan Cohn dan Wolfe bahwa konsumen Indonesia lebih memilih kejujuran perusahaan dalam banyak hal, khususnya perusahaan tersebut tidak korupsi, perusahaan lebih mementingkan dampak lingkungan, dan perusahaan peduli terhadap lingkungan sosial.

Berangkat dari latar belakang itu, Telkomsel pun meluncurkan "tag line" dan "web site" Paling Indonesia pada tahun 2011 sebagai wujud komitmen untuk mendukung komunitas digital yang bertajuk Komunitas Paling Indonesia.

Sebagai perusahaan milik bangsa, Telkomsel berupaya membaktikan diri pada Indonesia melalui berbagai aspek. Melalui wadah tersebut, perusahaan seluler GSM tertua di Indonesia ini memberikan dukungan pada komunitas kreatif anak-anak negeri yang melakukan berbagai upaya melalui dunia digital dan media sosial untuk menghimpun khazanah kekayaan budaya Indonesia.

Hal itu merupakan bagian dari upaya Telkomsel dalam mempercepat inovasi layanan digital yang tentu saja dampak positifnya adalah makin mempermudah akses masyarakat terhadap suatu kebutuhan.

Sebagai bahan renungan, ungkap Syahwal yang telah menekuni dunia digital dalam 10 tahun terakhir, ekosistem digital yang sudah masuk dalam aktivitas keseharian, mulai dari bangun tidur hingga tertidur lagi, tidak dapat terlepas dari perangkat teknologi komunikasi yang canggih.

"Mengapa itu bisa terjadi? Karena sebagian besar kebutuhan manusia dapat terlayani dengan sistem digital itu. Misalnya, kalau dahulu harus antrean di bank untuk mentransfer uang, kini cukup melalui telepon selulernya sudah dapat melakukan transaksi perbankan," katanya.

Contoh sederhana itu hanya bagian kecil dari pemanfaatan perangkat telekomunikasi digital yang telah dikembangkan oleh operator pionir Telkomsel yang takpernah berhenti melakukan inovasi dalam mendukung ekosistem digital di Indonesia.