Demonstran Hadang 200 Mobil Kontraktor CPI Riau

id demonstran, hadang 200, mobil kontraktor, cpi riau

 Demonstran Hadang 200 Mobil Kontraktor CPI Riau

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Massa yang tergabung dalam Komite Reformasi Perjuangan Hak Putra Melayu Riau (KRPHPMR) menggelar demonstrasi dengan menghadang sekitar 200 unit mobil kontraktor PT Chevron Pacific Indonesia di Duri, Bengkalis, Riau, Senin.

"Sekitar 200 unit mobil kontraktor PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) yang kami tahan, dan tidak akan kami lepas sebelum pihak CPI dan mitra kerjanya melakukan pembicaraan dengan kami," kata Sekretaris Umum KRPHPMR Ali Mujahidin ketika dihubungi Antara dari Pekanbaru.

Ia menjelaskan bahwa demonstrasi tersebut bertujuan menuntut komitmen PT CPI dan mitra kerjanya untuk mengakomodir warga asli Melayu sebagai tenaga kerja. "Mereka sudah ingkar janji, padahal sudah dua kali surat kesepakatan ditandatangani bersama pada tahun 2000 dan 2006," tegasnya.

Ia mengatakan demonstran yang terdiri dari 500 orang mulai menggelar aksi sejak sekitar pukul 05.00 WIB. Demonstran bergerak dari Jalan Jenderal Sudirman, dan melakukan penghadangan terhadap setiap mobil operasional perusahaan di pintu masuk area NDD (North Duri Development).

Demonstran kemudian mengumpulkan ratusan mobil tersebut di lapangan sepak bola Jalan Siak, sedangkan seluruh pegawai diminta turun dan berjalan kaki. Tidak ada penolakan dari para pekerja dan sekuriti perusahaan menanggapi aksi tersebut.

"Kita tujuannya aksi damai," kata Ali Mujahidin.

Ia mengatakan pada dua kesepaktan terdahulu, pihak CPI dan mitra kerja setuju untuk memprioritaskan putra asli Melayu Riau untuk mendapat pekerjaan. Menurut dia, yang dimaksud putra daerah asli adalah apabila salah satu ataupun kedua orang tua asli dan lahir di Riau.

"Tapi sampai sekarang manajemen tidak menggubris kesepakatan itu dan banyak mengajak tenaga kerja dari luar daerah. Pengingkaran itu yang buat kami kecewa sebagai putra daerah, dan kami curiga ini adalah bagian dari mafia migas," katanya.

Selain itu, ia mengatakan pengingkaran lainnya adalah pihak CPI tidak transparan dalam penyaluran dana program pemberdayaan masyarakat (CSR) di daerah itu.

"Sesuai kesepakatan yang dibuat, seharusnya kami dilibatkan. Tapi mereka ambil langkah sendiri sehingga kami tidak tahu entah kemana dana itu disalurkan," ujarnya.

Ia mengatakan hingga siang ini belum ada perwakilan perusahaan yang mendatangi demonstran untuk melakukan pembicaraan. Hingga kini belum ada pernyataan resmi dari PT CPI menanggapi demonstrasi itu.