PMI: 200 Anak Di Riau Menderita Thalassemia

id pmi 200, anak di, riau menderita thalassemia

PMI: 200 Anak Di Riau Menderita Thalassemia

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Palang Merah Indonesia Kota Pekanbaru mencatat di Provinsi Riau ada sebanyak 200 anak yang kini menderita penyakit kelainan darah atau thalassemia sehingga membutuhkan darah cukup banyak untuk bertahan hidup.

"Penyakit ini memang biasanya menjangkiti kalangan anak-anak," kata Kepala Bagian Pelayanan Unit Donor Darah PMI Pekanbaru, dr Dian Saragih kepada Antara di Pekanbaru, Rabu siang.

Menurutnya Thalassemia merupakan penyakit kelainan darah yang dapat menyebabkan sel darah merah cepat hancur sehingga usia sel-sel darah menjadi lebih pendek dan tubuh kekurangan darah.

Misalnya, lanjut dia, jika sel darah merah pada orang sehat bisa bertahan hingga 120 hari, pada penderita thalassemia sel darah merahnya hanya bertahan 20-30 hari.

"Penyakit ini muncul dengan gejala di antaranya anemia, pucat, sukar tidur, lemas dan tidak punya nafsu makan," katanya.

Ia menjelaskan lagi, bahwa fungsi sel darah merah adalah membawa oksigen dan makanan, sehingga penderita thalasemia mengalami kekurangan oksigen pada otak dan organ lainnya.

Satu-satunya obat menurut dia adalah para penderita thalassemia harus mendapat transfusi darah merah yang dilakukan secara rutin setiap bulannya.

"Karena mereka harus mendapat transfusi darah secara berulang dan rutin, maka sangat dirankan mereka mendapat pendonor yang sama. dan itu makanya ada program dari WHO (World Heatlh Organization) sepuluh untuk satu yang artinya sepuluh donor tetap untuk satu penderita thalassemia," katanya.

Nantinya. kata dr Dian, para pendonor tetap itu diminta untuk mendonorkan darahnya secara rutin melalui giliran yang telah ditetapkan.

"Saat ini kami telah memulainya, mencari pendonor tetap bagi penderita thalassemia. Kami juga telah mendata warga yang ingin menjadi pendonor tetap itu," katanya.

Ketika memulai atau hendak menjadi pendonor tetap, demikian dr Dian, mereka diminta mengisi formulir dan akan di arahkan untuk salah satu penderita dan dihubungi ketika sedang dibutuhkan.

Untuk diketahui, lanjutnya, sekarang di Riau ada lebih 200 anak penderita thalassemia yang tentunya membutuhkan banyak darah untuk bertahan hidup.

"Semuanya dirujuk ke Pekanbaru, rata-rata usia balita 3-4 tahun dan ada juga kalangan anak usia sekolah, serta satu penderita yang berumur 25 tahun atau mahasiswa," katanya.

Untuk saat ini, penderita thalassemia itu masih mendapatkan transfusi darah dari PMI, namun masih melalui pendonor yang berbeda-beda.

"Kalau nanti sudah ada pendonor tetap, mereka dapat labih baik karena memiliki antibodi yang sama. Dan jika tidak mendapat transfusi, bisa mengakibatkan kematian," katanya.

World Heatlh Organization (WHO) menyatakan, insiden pembawa sifat thalassemia di Indonesia berkisar 6-10 persen, artinya dari setiap 100 orang, 6-10 orang adalah pembawa sifat thalassemia.

"Karena penyakit ini merupakan penyaki yang diturunkan, maka penderita penyakit ini telah terdeteksi sejak masih bayi," katanya.