Jangan Anggap Remeh Nyeri Pinggang

id jangan anggap, remeh nyeri pinggang

Jangan Anggap Remeh Nyeri Pinggang

Jakarta, (Antarariau.com) - Jika Anda termasuk orang yang membiarkan nyeri pada pinggang untuk pergi dengan sendirinya, ada baiknya berpikir dua kali untuk mengabaikan gejala satu ini. Meski timbulnya nyeri tidak disebabkan kejadian serius, seperti hanya karena lelah bekerja, namun sifat nyeri pinggang yang dapat kambuh sewaktu-waktu bisa berdampak panjang.

Neurologis Dr. Karolina Margareta, SpS, menyebut bahwa sumber nyeri bisa berasal dari struktur sekitar pinggang, baik otot, sendi maupun struktur tulang. Masyarakat sering salah kaprah dengan anggapan nyeri pinggang hanya terjadi pada kaum paruh baya hingga lanjut usia. "Usia mayoritas penderita nyeri pinggang adalah usia produktif, sekitar 20-40 tahun," jelasnya.

Spesialis syaraf lulusan Universitas Indonesia ini menjelaskan bahwa setidaknya 66-80 persen orang mengalami kondisi nyeri pinggang selama hidupnya. Dampak nyeri tentu mempengaruhi produktivitas kerja si penderita.

Penyebab nyeri punggung bawah terdiri atas dua faktor, yakni mekanik dan non-mekanik. Penyebab mekanik timbul akibat pengunaan otot berlebih seperti bekerja atau olahraga (muscle sprain), serta akibat osteoporosis tulang hingga terjadi jepitan terhadap saraf sekitar pinggang.

Selain itu, penyebab mekanik juga disebabkan faktor traumatis seperti benturan pada daerah pinggang. Untuk penyebab non-mekanis yang tidak berasal dari kondisi fisik penderita, faktor pemicu bisa dari penyakit lain yang diderita namun berdampak pada nyeri pinggang.

Mengingat sifat nyeri yang timbul tenggelam hingga kronis, Dr. Karolina menyarankan setiap orang untuk memeriksakan nyeri pinggang yang dirasakan agar bisa mencegah kemungkinan terburuk. "Dampak kronisitas dari kondisi nyeri pinggang bisa menyebabkan penyakit HNP atau Hernia Nukleus Pulposus," tutupnya.