Shanghai, (Antarariau.com) - Lima belas orang tewas ketika satu kelompok melemparkan bahan peledak ke satu jalan yang ramai di mana warung-warung menjual makanan di wilayah bergolak Xinjiang, Tiongkok, kata Kantor berita resmi Xinhua Sabtu.
Sebelas penyerang itu dibunuh oleh polisi, kata lembaga itu, dan mengatakan 14 orang lainnya luka-luka.
Para penyerang juga menikam orang-orang dalam serangan Jumat di Kota Shache, kata media jejaring sosial milik negara bagian Xinjiang, Tianshan News.
Dikatakan bahwa polisi menemukan perangkat ledakan, pisau besar dan sumbu di tempat kejadian.
Serangan-serangan mematikan di wilayah utara-barat dalam beberapa tahun terakhir telah menewaskan ratusan orang.
Pemerintah telah banyak menyalahkan serangan itu terhadap etnis separatis Uighur, yang mengatakan ingin membentuk satu negara merdeka yang disebut Turkestan Timur.
Pembatasan berat pada wartawan di Xinjiang telah membuat sulit memverifikasi rincian tentang insiden tersebut.
Dengan membawa pisau, para penyerang menewaskan 38 orang di satu insiden di Kota Shache pada Juli.
Satu pengadilan lokal kemudian menghukum 12 dari para penyerang itu dengan hukuman mati pada Oktober.
Tiongkok telah memperketat kontrol atas wilayah yang kerusuhan itu terus tumbuh.
Pada Jumat, Kongres Rakyat Xinjiang meloloskan peraturan yang melarang orang-orang mengenakan atau memaksa orang lain untuk memakai logo atau pakaian yang terkait dengan ekstremisme agama, kata surat kabar yang didukung negara, China Daily, dalam laporannya Sabtu. (*)
15 Orang Tewas, 14 Terluka Dalam Serangan di Xianjiang
