Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman meluncurkan Sistem Monitoring Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla Monitoring System/KMS) yang dinilai mampu mendeteksi sebaran titik api atau hotspot di pravinsi tersebut.
Acara peluncuran itu ditandai Arsyadjuliandi dengan mengucapkan basmallah dan dilajutkan memutar slide bergambar Karhutla di Riau yang terjadi dalam 17 tahun terakhir serta dihadiri para bupati/wali kota serta Kelapa Badan Pengelola REDD plus Heru Prasetyo di Pekanbaru, Riau, Rabu.
Sebelum dilakukan peluncuran, terlebih dahulu dilakukan penandatanganan kesepakatan kerjasama 12 bupati/wali kota yang disaksikan Plt Gubernur Riau Arsydjuliandi Rachman dan Kepala Badan Pengelola REDD plus Heru Prasetyo.
Gubernur menyambut positif dan memberi apresiasi atas kesepakatan kerjasama yang telah terjalin masing-masing pihak terkait dan kesepakatan tersebut merupakan yang pertama kali dilakukan di Indonesia.
"Sebanyak 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau adalah yang pertama melakukan penandatanganan nota kesepahaman bersama ini dan tentu sangat penting artinya dalam menanggulangi persoalan Karhutla yang terjadi setiap tahun di Riau," paparnya dalam sambutan.
Arsyadjuliandi mengatakan, seperti diketahui bersama bahwa dampak perubahan iklim yang terjadi di Indonesia telah dirasakan yang menjadi ancaman bersama. Untuk itu, berbagai upaya telah dilakukan seperti mitigasi perubahan iklim yang menjadi perhatian bersama
"Pemerintah Repulik Indonesia telah beri perhatian yang sangat besar untuk masalah perubahan iklim tersebut, dimana pemerintah telah menurunkan tingkat emisi rumah kaca sebesar 26 persen kalau tanpa bantuan luar negeri. Sekitar 41 persen kalau dengan bantuan dari luar negeri pada tahun 2020," katanya.
Kepala Badan Pengelola REDD plus Indonesia Heru Prasetyo sebelumnya memaparkan pihaknya telah memiliki peralatan canggih bisa memantau kebakaran hutan dan lahan baik sebelum atau sesudah terjadi kebakaran dengan karhutla "monitoring system".
Bupati Pelawan Haris bersama Direktur PT Riau Andalan Pulp and Paper Mulya Nauli pada Juli 2014 telah menandatangi kesepakatan kerjasama dalam menanggulagi terjadinya karhutla tertama pada empat desa di wilayah tersebut.
Keempat desa ikut dalam program itu yakni tiga desa dan satu kelurahan di dalam dua kecamatan yang berbeda yakni Desa Sering (Kecamatan Pelalawan), Desa Pulau Muda (Kecamatan Teluk Meranti), Desa Teluk Binjai (Kecamatan Teluk Meranti) dan Kelurahan Teluk Meranti (Kecamatan Pelalawan).
"Apa yang telah dilakukan RAPP, ini patut ditiru perusahaan-perusahaan lain berdomisili di Pelalawan sebab perusahaan punya peranan penting dalam pencegahan Karhutla. Selain memberikan bantuan alat pemadaman api, juga membina Masyarakat Peduli Api di wilayah operasionalnya," terang Haris.
Berita Lainnya
Gubernur BI pastikan stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah konflik global
16 April 2024 16:06 WIB
Penjabat Gubernur Riau sholat Idul Fitri di Masjid Raya Annur
10 April 2024 18:27 WIB
Gubernur Sumbar minta semua pihak bersinergi merespons banjir lahar hujan
06 April 2024 11:15 WIB
Penjabat Gubernur Riau minta Tim Satgas Karhutla awasi titik api
04 April 2024 15:05 WIB
Penjabat Gubernur Riau minta aktifkan posyandu cegah anak stunting
02 April 2024 20:38 WIB
Pj Gubernur Riau tinjau jembatan duplikat Sungai Masjid Kota Dumai
25 March 2024 13:03 WIB
Usai menang pileg, Golkar Riau atur strategi hadapi pilkada
23 March 2024 21:29 WIB
Pj Gubernur Riau sampaikan LKPJ Kepala Daerah 2023
18 March 2024 15:38 WIB