"Sedangkan, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya penyaluran KUR tumbuh sebesar 21,08 persen," kata Kepala BI Perwakilan Riau Mahdi Muhammad di Pekanbaru, Jumat.
Ia menjelaskan, peningkatan jumlah penyaluran diiringi dengan bertambahnya jumlah debitur KUR. Jumlah debitur secara tahunan tumbuh sebesar 21,86 persen (yoy), sehingga kini mencapai 184.444 debitur di Provinsi Riau.
"Peningkatan tersebut telah mendorong peningkatan rata-rata KUR menjadi Rp25,07 juta per jiwa pada triwulan III/2014, dari Rp24,03 juta per jiwa pada triwulan sebelumnya," ujarnya.
Menurut dia, sektor pertanian masih merupakan sektor penerima KUR terbesar di Riau dengan pangsa 56,51 persen. Subsektor perkebunan kelapa sawit dan perkebunan karet merupakan jenis perkebunan yang menerima kredit dalam jumlah yang terbesar.
"Kondisi ini tidak terlepas dari besarnya peranan sektor pertanian dalam perekonomian Provinsi Riau disamping sektor minyak dan gas," ujarnya.
Sektor berikutnya yang menerima KUR terbesar adalah perdagangan, hotel dan restoran yang memiliki pangsa sebesar 36,66 persen. Sektor ini didominasi oleh subsektor perdagangan eceran berbagai macam barang seperti pengusaha makanan, minuman dan tembakau.
Sementara itu, alokasi KUR berdasarkan penggunaannya paling besar banyak digunakan untuk modal kerja, yaitu sebesar 54,13 persen dari total alokasi yang ada dan sisanya untuk kredit investasi.
Berita terkait :