Polresta Pekanbaru Kesulitan Ungkap Kasus Travel Umrah

id polresta pekanbaru, kesulitan ungkap, kasus travel umrah

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Polresta Pekanbaru kesulitan untuk mengungkap kasus penipuan calon jemaah umrah yang dilakukan oleh sebuah perusahaan layanan travel di Kota Pekanbaru, Riau.

Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru, Kompol Hariwiyawan, di Pekanbaru, Jumat, mengatakan kepolisian kesulitan melacak keberadaan perusahaan travel tersebut. Menurut dia, kepolisian sudah melakukan penelusuran hingga ke Jakarta dan Bandung.

"Kita sudah berusaha memburu pemilik travel ke Jakarta dan Bandung. Tapi memang kita kesulitan untuk menangkapnya. Yang jelas kita sudah berusaha, bukan berarti kami tidak menanggapi laporan dari korban calon jemaah umrah tersebut," kata Kompol Hariwiyawan kepada wartawan.

Kasus penipuan calon jemaah umrah oleh perusahaan travel tersebut sudah bergulir lama ketika para korban melaporkan ke Polresta Pekanbaru sejak Maret 2014. Kebuntuan penanganan kasus tersebut tentu menimbulkan kekecewaan dari para korban.

"Rupanya lebih sulit memburu kasus penipuan seperti ini, ketimbang polisi memburu kelompok teroris di negeri ini," kata seorang korban bernama Susiyah.

Susiyah bersama keluarganya menjadi korban penipuan pihak travel perjalanan umrah dan haji plus tersebut. Menurut dia, awalnya perusahaan bermasalah itu terlihat sangat meyakinkan karena sudah membuka kantor cabang di Pekanbaru, Medan dan Jakarta.

Susiyah bersama dua kakak sepupunya, sudah terlanjur membayar biaya umrah sebesar Rp68 juta kepada pemilik travel. Seharusnya Susiyah dijanjikan berangkat umrah pada Februari lalu, tapi ternyata hingga kini pemilik travel tak juga memberangkatkan mereka.

Menurut dia, banyak juga korban yang telah melapor ke polisi. Namun, ia mengaku heran mengapa polisi tidak berhasil meringkus pelaku padahal sejak kasus itu dilaporkan ke Polresta Pekanbaru, Susiyah masih bisa berkomunikasi lewat saluran telepon genggam (HP) ke pemilik travel.

Ia mengatakan saat berkomunikais itu terakhir pada bulan Juli dan pemilik travel berjanji akan segera mengembalikan. "Kalau saya saja bisa berkomunikasi, masak pihak kepolisian tidak melacak keberadaannya. Sampai sekarang nomor HP pemilik travel masih aktif, walau setiap dihubungi tidak bersedia mengangkatnya," katanya.

Ia mengatakan dirinya hanya bisa pasrah atas nasibnya yang menjadi korban penipuan travel umrah. Sejumlah peralatan untuk jadi calon jemaah umrah, seperti tas, baju seragam dan lainnya yang telah diberikan oleh pihak travel, masih ia simpan.

"Entah kemana lagi saya harus mengadukan nasib ini," keluhnya.