Tanaman Lada Berprospek Cerah Dikembangkan Di Riau

id tanaman lada, berprospek cerah, dikembangkan di riau

Tanaman Lada Berprospek Cerah Dikembangkan Di Riau

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Dinas Perkebunan Riau, akan mengembangkan tanaman lada (piper albi linn) karena berprospek cerah di samping memiliki nilai komersial tinggi dan harganya mencapai Rp200.000 per Kg.

"Prospeknya cerah apalagi dengan menggunakan konsep monokultur maka dalam satu hektar tanaman lada dapat menghasilkan hingga 3,5 ton per tahun," kata Kepala Dinas Perkebunan Riau, Drs. Zulher MS dalam keterangannya di Pekanbaru, Minggu.

Komoditas lada merupakan komoditas perkebunan yang telah dikembangkan sejak zaman penjajahan Belanda, akan tetapi di Riau, tanaman ini belum dikembangkan.

Menurut dia, lada akan dijadikan proyek percontohan tahun 2015 dan jika berhasil maka akan disosialisasikan kepada pelaku usaha perkebunan di Riau.

Saat ini, katanya, tanaman lada sudah ditumbuhkembangkan di laboratorium lapangan Disbun Riau di Desa Kualu Nenas, Kampar.

"Untuk sehektar tanaman lada dapat memproduksi antara Rp300-450 juta per hektare per tahun. Angka itu mengalahkan kelapa sawit berkualitas yang hanya Rp100-180 juta per hektar per tahun," katanya dan menambahkan prospek pasar komoditas lada sangat besar baik lokal dan global. Berapapun yang diproduksi akan diserap pasar lokal dan ekspor.

Ia menjelaskan, lada berprospek cerah lebih akibat komoditas non migas ini membutuhkan sinar matahari antara 50-70 persen sehingga cocok untuk dijadikan tanaman sela komoditas perkebunan. Lada telah berproduksi pada umur tigas bulan dan pada umur setahun bisa berproduksi normal.

Bagi petani yang memiliki lahan yang kecil, katanya lagi, tidak mesti menanam kelapa sawit, karet atau kelapa, maka komoditas lada tentu bisa dikembangkan. Tanaman lada itu lebih bagus dari kelapa sawit, apalagi bagi petani yang memiliki lahan yang sedikit, seperempat hektar tanaman lada itu jauh lebih tinggi hasilnya dari satu kapling tanaman kelapa sawit.

Sedangkan tanaman lada yang sedang dikembangkan kini adalah dalam konsep tanaman sela sebanyak 4.000 batang dan telah berumur 1,5 bulan dan telah beradaptasi baik dengan kondisi tanah di Riau. Pada tahap selanjutnya, Disbun Riau menggiatkan pengamatan terhadap jenis hama dan penyakit yang akan menyerang tanaman lada ini.

Tanaman lada banyak dikembangkan di Bangka, Lampung dan Indonesia Timur. Tentu kondisi tanah disana beda dengan disini.

Lada disebut juga merica yang mempunyai nama Latin Piper Albi Linn adalah sebuah tanaman yang kaya akan kandungan kimia seperti minyak lada, minyak lemak, juga pati. Lada bersifat sedikit pahit, pedas, hangat, dan antipiretik. Tanaman ini sudah mulai ditemukan dan dikenal sejak puluhan abad yang lalu. Pada umumnya orang-orang hanya mengenal lada putih dan lada hitam yang sering dimanfaatkan sebagai bumbu dapur.

Tanaman ini merupakan salah satu komoditas perdagangan dunia dan lebih dari 80 persen hasil lada Indonesia diekspor ke negara luar.

Selain itu, lada mempunyai sebutan "raja rempah-rempah dengan kebutuhan lada di dunia tahun 2000 mencapai 280.000 ton. Lada adalah salah satu tanaman yang berkembang biak dengan biji, namun banyak para petani lebih memilih melakukan penyetekkan untuk mengembangkannya. Mereka memotong batangnya kira-kira dengan panjang 0,25-0,5 meter.