RAL Minta Rekomendasi DPRD Untuk Dihidupkan Kembali

id ral minta rekomendasi dprd untuk dihidupkan kembali

   RAL Minta Rekomendasi DPRD Untuk Dihidupkan Kembali

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Perusahaan Penerbangan yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yakni PT Riau Arlines (RAL) meminta rekomendasi DPRD provinsi setempat untuk dihidupkan kembali meskipun saat ini masih dalam proses peninjauan kembali terkait statusnya yang pailit.

"Rekomendasi kita agar kembali dihidupkan operasionalnya. Alasannya RAL "zero accident", tidak punya hutang pada penumpang dan telah menyelesaikan persoalan PHK karyawannya, serta pasar di sumatera yang masih menjanjikan," kata Direktur Utama PT RAL, Teguh Trianto di Pekanbaru, Selasa.

Hal itu dikatakannya saat rapat dengar pendapat bersama Komisi C DPRD Riau yang mitra kerjanya adalah BUMD. Untuk menghidupkannya, sebagai perusahaan penerbangan tentu harus mempunyai kompetensi.

Oleh karena itu, dalam satu pesawat harus ada minimal tujuh kru. Harus ada direktur operasional yang merupakan pilot senior dengan gaji sekitar Rp120 juta.

"Kemudian pilot dengan gaji Rp80 juta dan maintanance. Tapi kenyataannya sekarang sudah tidak ada akibat disuruh keluar karena terus menerus merugi," ungkapnya.

Selain itu, untuk hidup RAL juga sudah punya hutang berdasarkan putusan Pengadilan Tata Niaga Medan. Rinciannya total Rp90 miliar kepada Bank Muamalat, Rp130 miliar pada vendor, pajak Rp70 miliar, dan lainnya yang mencapai total hampir Rp305 miliar.

Saat ini pun kondisi tiga unit pesawat yang dimiliki berada di Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta. Mesinnya beberapa ada di pihak vendor luar negeri.

"Sudah tidak aktif sejak 2010. Ada juga empat ruko tempat menyimpan peralatan. Namun semuanya sudah digadaikan, " imbuhnya.

RAL sendiri sahamnya dimiliki oleh Provinsi Riau, beberapa provinsi di Riau dan juga Sumatera. Riau pemilik saham terbesar dengan modal setor Rp147 miliar dari total Rp215 miliar.

Anggota Komisi C DPRD Riau, Husaimi Hamidi menanggapi hal itu mengatakan mendorong upaya RAL untuk hidup kembali. Namun dia menolak apabila juga memakai dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

"Kalau uang daerah hanya untuk bayar utang itu keliru. Tanggungjawab perusahaan apa?" Ucapnya.

Ia mengatakan jika prospeknya bagus DPRD akan dukung, tapi tidak menghilangkan saham Riau. Akan tetapi menurut dia sangat disayangkan aset RAL sudah tergadai semua.