Pekanbaru, (Antarariau.com) - Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Riau pada 2015 akan melemah dibandingkan tahun lalu, dengan angka pertumbuhan berkisar 1,5 hingga 2,51 persen.
"Angka proyeksi pertumbuhan ekonomi Riau lebih rendah dibandingkan pertumbuhan tahun 2014 karena pertimbangan beberapa faktor tertentu," kata Kepala Perwakilan BI Provinsi Riau, Mahdi Muhammad, di Pekanbaru, Kamis.
Angka proyeksi BI untuk tahun ini lebih rendah dibandingkan realisasi pertumbuhan ekonomi selama 2014 di Riau yang mencapai 2,62 persen. Mahdi menjelaskan, melemahnya pertumbuhan ekonomi dipengaruhi faktor internal karena belum pulihnya ekonomi negara-negara yang menjadi daerah tujuan utama ekspor seperti India dan Tiongkok.
"Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat memang mulai pulih dan meningkat pada tahun 2015, namun perlu diingat itu bukan negara tujuan ekspor kita sehingga tidak banyak berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Riau. Sedangkan, negara tujuan utama seperti Tiongkok dan India ekonominya diperkirakan belum pulih pada tahun ini," katanya.
Dalam kajian BI, sumber pertumbuhan ekonomi Riau masih akan bertopang pada sisi penggunaan yang beerasal dari permintaan domestik dalam hal ini, konsumsi rumah tangga. Konsumsi rumah tangga pada triwulan IV-2014 menyumbang 7,23 persen dari pertumbuhan ekonomi tahun lalu yang mencapai 2,62 persen.
Bahkan, konsumsi rumah tangga lebih tinggi dibandingkan kontribusi konsumsi pemerintah di Riau yang mencapai 3,58 persen atau turun cukup jauh dibandingkan tahun 2013 yang mencapai 8,75 persen.
"Penguatan konsumsi tidak terlepas dari perbaikan daya beli masyarakat akibat tingkat inflasi yang cenderung menurun," katanya.
Sementara dari sisi sektoral pertumbuhan sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan diperkirakan akan meningkat seiring engan relatif meningkatnya investasi.
Sementara itu, sektor pertambangan diperkirakan akan membaik, meskipun masih tercatat mengalami kontraksi. "Kami memperkirakan ini dengan harga minyak dunia pada 2015 yang diproyeksikan akan berada pada angka 59 dolar AS per barel, dan harga minyak tidak akan lebih dari itu," ujarnya.
Berita Lainnya
Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi Bali 2022 dalam rentang 3,8-4,6 persen
30 September 2022 13:59 WIB
LPEM UI prediksi pertumbuhan ekonomi Indonsia 2021 hanya 3,7 persen
04 February 2022 12:03 WIB
Menkeu Sri Mulyani prediksi pertumbuhan ekonomi RI kuartal II minus 3,1 persen
16 June 2020 12:16 WIB
Harga minyak turun karena wabah virus corona guncang prediksi pertumbuhan ekonomi
01 February 2020 10:35 WIB
Melihat upaya pemerintah dalam meningkatkan ekonomi masyarakat Nelayan di Papua
25 April 2024 14:22 WIB
Bangun ekonomi lokal, Presiden Jokowi ingin ada pasar baru di Mamasa Sulbar
23 April 2024 14:40 WIB
Menhub: Bandar Udara Panua Pohuwato untuk perkuat ekonomi Gorontalo
23 April 2024 10:28 WIB
Menakar rambatan dampak konflik Iran-Israel terhadap ekonomi Indonesia
22 April 2024 14:55 WIB