Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pemerintah Kabupaten Kampar, Provinsi Riau saat ini menggiatkan program peningkatan dan kemandirian masyarakat dalam berbagai hal termasuk mengembangkan industri baju sekolah hingga menjadi sentra di Provinsi Riau.
"Sekarang ini untuk seragam sekolah, kebanyakan daerah-daerah di Riau masih memesannya dari luar provinsi seperti Jawa dan juga Bukittinggi," kata Bupati Kampar Jefry Noer kepada pers di Siak Hulu, Kampar, Kamis.
Maka dari itu, lanjut dia, ini merupakan peluang bagi Kampar untuk menjadikan daerah ini sebagai pusat perindustrian baju, khususnya untuk seragam sekolah mulai tingkat sekolah dasar hingga menengah atas.
Saat ini kata Jefry, rencana tersebut telah dijalankan di kawasan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Karya Nyata, Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu.
Di lokasi ini, kata dia, telah banyak ibu-ibu dan bapak yang dilatih untuk mampu menjahit sehingga mendatangkan keuntungan kemudian meningkatkan perekonomian secara mandiri.
"Ini merupakan peluang yang harus dicapai sebagai upaya menyukseskan Program tiga Zero. Bebas kemiskinan, pengangguran dan rumah kumuh," katanya.
Jika masyarakat telah memiliki keterampilan dan keahlian salah satunya jahit menjahit, menurut Jefry dengan sendirinya akan membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan.
"Terkecuali bagi mereka yang memang masuk pada golongan non produktif seperti cacat permanen, hingga janda beranak dan kalangan orang berumur. Namun mereka menjadi tanggung jawab pemda, dimana setiap tahun mereka akan diberikan santunan sebesar Rp3,6 juta untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup," katanya.
Jefry Noer mengatakan, pelatihan jahit menjahit telah dilaksanakan di kawasan P4S sejak lama, diawal kepemimpinannya di Kabupaten Kampar.
Pada Maret 2015, lanjut dia, akan ada dua kelompok lagi yang akan mengikuti pelatihan jahit menjahit. Satu kelompok terdiri dari 90 orang sehingga totalnya ada sebanyak 180 orang. Mereka akan menularkan keahlian kepada masyarakat lainnya, lebih luas.
"Mereka akan diajarkan keahlian menjahit khususnya untuk seragam sekolah. Harapannya, nanti mereka dapat berusaha untuk memenuhi kebutuhan pakaian sekolah di Kampar dan bahkan Riau," katanya.
Bayangkan saja, lanjut Jefry, saat ini di Kampar terdapat 166 ribu pelajar yang dalam setahun mereka membutuhkan dua pasang pakaian sekolah.
Dengan demikian, katanya, maka kebutuhan pakaian seragam sekolah untuk di Kampar saja mencapai lebih 300 ribu pasang. Belum termasuk daerah lainnya di Riau.
"Untuk di Riau saat ini diperkirakan ada sebanyak 1 juta pelajar yang membutuhkan dua pasang pakaian sekolah setiap tahunnya. Artinya, kebutuhan seragam sekolah untuk pelajar di Riau adalah 2 juta pasang," katanya.
Menurut Jefry, jika Kampar mampu untuk memproduksi baju seragam sekolah, mengapa harus pesan ke daerah lain seperti Bukittinggi Sumatera Barat dan Jawa. Bahkan Kampar siap untuk memproduksi baju sekolah untuk memenuhi kebutuhan seluruh kabupaten/kota di Riau.
"Jika ini terwujud, maka akan mempercepat keberhasilan program untuk memberantas kemiskinan, pengangguran dan rumah kumuh. Mudah-mudahan tahun 2016 nanti, Kampar telah berhasil mencapai 3 Zero itu karena juga ada sejumlah program lainnya seperti pengembangan Desa Mandiri Pangan dan Energi yang sekarang masih terus berjalan," katanya.
Berita Lainnya
Muhammad Faisal : Kampar makin melaju menuju Indonesia Emas 2045
30 March 2024 10:03 WIB
Diduga rem blong, mahasiswa Unri tewas masuk jurang saat menuju lokasi KKN
09 July 2023 23:20 WIB
Pengendara dari Pekanbaru menuju Kampar harus tunjukkan bukti vaksin
30 December 2021 18:25 WIB
Legislator Riau desak perbaikan jalan menuju objek wisata Kampar
08 July 2020 19:56 WIB
376 Jamaah Haji Kampar Diberangkatkan Menuju Pekanbaru
27 September 2017 14:20 WIB
Kampar Bersiap Menuju Kabupaten Layak Anak 2017
03 May 2017 23:00 WIB
Kampar Menuju Swasembadaya Pangan
24 June 2015 12:51 WIB
Bupati Kampar: Limas Syarat Menuju Sukses
22 May 2015 14:19 WIB