Bupati: Riau Bisa Lebih Maju Dari Jakarta

id bupati riau, bisa lebih, maju dari jakarta

Bupati: Riau Bisa Lebih Maju Dari Jakarta

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Bupati Kampar Jefry Noer mengatakan Provinsi Riau sebenarnya bisa menjadi daerah lebih maju dibandingkan Provinsi DKI Jakarta walau dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang tidak begitu besar.

"APBD Provinsi Riau yanga Rp10 triliun (tidak termasuk dana bagi hasil) memang tidak begitu besar, namun jika digabungkan dengan 12 kabupaten/kota lainnya, totalnya mencapai Rp40 triliun," kata Jefry Noer kepada Antara di Bangkinang, Selasa.

Dana sebesar itu menurut Jefry, jika disinergikan dan dijalankan dengan baik dan benar, maka akan mampu membangun Riau bahkan lebih baik dibandingkan provinsi lainnya termasuk Ibu Kota Negara.

"Jika daerah atau sebuah kota tampak megah namun masih banyak anak jalanan, orang terlantar, kemiskinan dimana-mana dan rumah kumuh masih banyak ditemukan, maka daerah atau kota tersebut belum bisa dikatakan maju," katanya.

Jefry mengatakan, daerah yang maju adalah daerah yang terbebas dari kemiskinan, penangguran dan rumah kumuh.

Bupati mengatakan, hal itu sejalan dengan Program Lima Pilar Pemkab Kampar yang bermuara pada "3 Zero", bebas kemiskinan, penangguran dan rumah kumuh.

Menurut dia, Kampar selama ini hanya memiliki APBD kurang dari Rp3 triliun, dan tahun ini masih sekitar Rp2,5 triliun. Namun tetap diupayakan menjalankan Lima Pilar Pembangunan yakni; meningkatkan akhlak dan moral masyarakat, peningkatan ekonomi masyarakat, peningkatkan sumber daya manusia, peningkatan kesehatan dan peningkatan infrastruktur.

Salah satu program terbaru yang sekarang sedang dijalankan Bupati Jefry Noer adalah Program Desa serta Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi yang lahan percontohannya berada di kawasan Pusat Pelatihan Petanian Pedesaan Swadaya Masyarakat (P4S) Kubang Jaya, Kecamatan Siakhulu, Kampar.

Program tersebut merupakan program terbaru Pemkab Kampar yang masuk dalam 3 Zero "plus" target swasembada pangan dan energi. Program ini mengedepankan pemanfaatan lahan sempit untuk menghasilkan berbagai kebutuhan rumah tangga yang lebih dari cukup.

"Kami targetkan, pada akhir 2016 nanti, Kampar sudah bebas dari kemiskinan, terkecuali bagi mereka yang tulang rusuknya panjang atau lebih dari pemalas. Sebenarnya hal serupa juga dapat dilakukan untuk Riau," katanya.