Pekanbaru, (Antarariau.com) - Polusi asap akibat kebakaran lahan dan hutan di Kabupaten Bengkalis wilayah utara Provinsi Riau, mengakibatkan kualitas udara dalam status berbahaya pada Rabu pagi.
Berdasarkan data Badan Lingkungan Hidup Provinsi Riau di Posko Siaga Darurat Kebakaran di Kota Pekanbaru, alat pemantau partikel PM10 menyatakan pada Rabu pagi Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) mencapai angka 330.
Artinya, kualitas udara sudah tercemar dan berbahaya.
Polusi di Bengkalis disebabkan asap kiriman dari kebakaran lahan di Pulau Padang, Kabupaten Kepulauan Meranti.
Penyebabnya, angin berembus dari arah utara hingga timur laut dengan kecepatan 5--20 knot atau setara dengan 9--39 kilometer per jam.
Kondisi asap pekat di Bengkalis mulai dikeluhkan oleh warga, terutama di kawasan perairan, karena asap bercampur dengan embun.
Syahbandar Pelabuhan Bengkalis menyatakan jarak pandang di bawah 1.000 mil atau kurang dari satu kilometer.
"Saya melihat dari atas kapal, asapnya sangat pekat pada pagi. Pihak Syahbandar Pelabuhan Bengkalis mengumumkan status waspada kepada nakhoda kapal," kata seorang warga Aswaddi Hamid, ketika dihubungi dari Pekanbaru.
Namun, kualitas udara mulai membaik pada siang hari karena asap terus terbawa angin.
Pantauan info ISPU di Bengkalis kini menunjukkan angka 84, artinya kualitas udara dalam kondisi sedang.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan satelit Terra dan Aqua mendeteksi 86 titik panas atau "hotspot" yang menjadi indikasi kebakaran lahan dan hutan tersebar di Provinsi Riau pada Rabu.
"Data terbaru pada 4 Maret 2015 pukul 07.00 WIB menunjukkan secara keseluruhan di Pulau Sumatera terdapat 96 hotspot, terbanyak berada di Riau, berjumlah 86 titik," kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sugarin.
Ia mengatakan dari keseluruhan "hotspot" di Riau, terdapat 55 titik yang memiliki tingkat keakuratan di atas 70 persen, artinya adalah sumber kebakaran.
Pemerintah sejak Februari lalu telah menetapkan status siaga darurat kebakaran di Riau, karena potensi cuaca kering dan masih marak pembukaan lahan dengan membakar.
Berdasarkan data Posko Siaga Darurat Kebakaran Riau, luas kebakaran sejak Januari hingga kini sudah lebih dari 379 hektare.
Kebakaran terutama terjadi di wilayah utara Riau, seperti di Kabupaten Bengkalis yang berdasarkan pencitraan satelit ada 36 "hotspot".
Kemudian diikuti oleh Kabupaten Kepulauan Meranti terdapat 16 titik panas, Pelalawan 12 titik, Siak delapan titik, Kota Dumai tiga titik, Rokan Hilir enam titik, Rokan Hulu dan Kampar masing-masing dua titik, dan Indragiri Hilir satu titik.
Kondisi di Kota Pekanbaru pada Rabu pagi diselimuti oleh kabut asap tipis sisa kebakaran.
Berita Lainnya
Warga Pekanbaru keluhkan udara berbau limbah menyengat
09 March 2021 7:41 WIB
Polusi dari PT BIM membuat ngeri warga, DLH Siak: Angin bawa asap ke bawah
27 February 2021 10:25 WIB
BBM oktan rendah hasilkan polusi berbahaya seperti kabut asap
18 November 2019 6:35 WIB
Karhutla Riau - Kabut asap kian pekat, polusi udara di Riau makin berbahaya
13 September 2019 18:34 WIB
Karhutla Riau - Kabut asap bikin biaya hidup di Pekanbaru meningkat, begini penjelasannya
13 September 2019 16:33 WIB
Karhutla Riau - Kualitas udara di Riau sudah Berbahaya akibat asap Karhutla, begini penjelasannya
12 September 2019 18:58 WIB
Hujan hapus polusi asap karhutla di Riau
27 August 2019 10:37 WIB
Udara Pekanbaru Jumat sore membaik dari polusi asap Karhutla, begini penjelasan BMKG
09 August 2019 18:41 WIB