Mentan Kagumi Kemandirian Pangan Kampar

id mentan kagumi kemandirian pangan kampar

 Mentan Kagumi Kemandirian Pangan Kampar

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan kekagumannya atas berbagai program pertanian Pemerintah Kabupaten Kampar Provinsi Riau sebagai upaya swasembada pangan sejalan dengan Program Kedaulatan Pangan dicanangkan Presiden Joko Widodo.

"Seluruh daerah harus memiliki program pertanian yang akan mendukung pemerintah untuk mencapai swasembada pangan," kata Mentan Amran Sulaiman, saat berkunjung ke Kabupaten Kepulauan Meranti, Rabu siang.

Amran mengaku tertarik dan berniat berkunjung ke kawasana percontohan Program Desa dan Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi yang dibangun Bupati Jefry Noer di kawasan Pusat Pelatihan Petanian Pedesaan Swadaya Masyarakat (P4S) Kubang Jaya Desa Kubang Jaya Kecamatan Siakhulu Kabupaten Kampar.

Program Desa dan Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi tersebut merupakan program terbaru Pemkab Kampar yang masuk dalam 3 Zero "plus" target swasembada pangan dan energi.

Program ini mengedepankan pemanfaatan lahan sempit untuk menghasilkan berbagai kebutuhan rumah tangga yang lebih dari cukup.

Di atas lahan seribu meter persegi itu, nantinya setiap rumah tangga dapat memelihara empat ekor sapi bila sapinya merupakan sapi Brahmana, namun bila yang dipelihara sapi Bali, maka jumlahnya bisa enam ekor, dan untuk lahan seluas 1.500 meter persegi, akan bisa lebih banyak lagi.

Kemudian, dibangun pula lokasi untuk pemeliharaan ayam petelur dengan hasil lebih kurang 50 butir telur per hari.

Selanjutnya juga ada kolam untuk perikanan.

Sedangkan untuk tanaman, rumah tangga mandiri dapat menanam berbagai jenis sayuran yang menjadi kebutuhan pokok, seperti bawang, jamur, cabai, dan lainnya.

Dari sapi yang dipelihara tersebut, kata Jefry Noer, juga akan menghasilkan lebih kurang 40 liter urine per hari yang akan diolah menjadi biourine yang harganya bisa mencapai Rp25 ribu per liter.

Biourine dapat digunakan untuk pupuk perkebunan berkualitas tinggi.

Begitu juga dengan kotoran padat yang dihasilkan sapi-sapi tersebut, juga dapat menghasilkan biogas sebagai alternatif bahan bakar.

Jefry Noer mengatakan, melalui program ini masyarakat benar-benar akan sejahtera jika serius melaksanakannya, mengingat hasilnya tidak main-main, bisa membuat masyarakat yang tadinya miskin menjadi jutawan dan tidak kebingungan untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.

"Mau masak tinggal beli garam, dan bumbu-bumbu saja. Mau bawang, cabai dan sayuran, tinggal dipanen di halaman rumah. Untuk masak, sudah ada biogas dan ikan yang dipelihara sendiri," katanya lagi.

Jefry merincikan, jika program ini dijalankan dengan baik dan serius, maka hasilnya juga lebih dari memuaskan.

Dia mencontohkan, biourine hasil dari kotoran cair sapi yang dipelihara, per bulannya dapat menghasilkan lebih seribu liter.

"Anggap saja yang jadi atau berhasil diolah itu 250 liter, artinya sudah menghasilkan uang lebih dari Rp6 juta. Belum lagi dari hasil pertanian dan perikanan yang jika serius dijalankan juga akan mendatangkan uang," katanya pula.

Pada program ini, Jefry Noer memberikan pembelajaran bagi masyarakat bahwa banyak yang dapat dimanfaatkan dari lahan yang sempit.

Bahkan, menurutnya, inovasi yang dikedepankan memberikan pelajaran bahwa ternyata limbah ternak memiliki harga jual yang melebihi harga dari hewan peliharaan itu.

"Dalam program ini, semuanya dibalik. Jika selama ini masyarakat menganggap sapi sebagai hewan ternak yang berharga, ternyata limbah atau kotorannya jauh lebih berharga. Air kencingnya bisa lebih mahal dari susu yang dihasilkan, bahkan lebih mahal dari minyak," katanya.

Mentan Amran Sulaiman berkunjung ke Kepualauan Meranti untuk turut serta melakukan panen padi ladang bersama Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman dan Bupati Meranti Irwan Nasir.

Usai berkunjung ke Meranti, Mentan juga mengunjungi Kabupaten Siak menggunakan helikopter. (adv)