Enam Sekolah Pekanbaru Jadi Percontohan UN

id enam sekolah, pekanbaru jadi, percontohan un

Enam Sekolah Pekanbaru Jadi Percontohan UN

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pejabat pada Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru, Provinsi Riau mengatakan, pihaknya sudah menetapkan enam yang akan menjadi percontohan Ujian Nasional (UN) sistem "Computer Based Test" (CBT) untuk periode tahun ajaran 2015-2016.

"Enam sekolah tersebut akan mengikuti UN lebih awal," kata Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Abdul Jamal di Pekanbaru, Jumat.

Dia menjelaskan, sejak pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan perubahan sistem UN mulai tahun 2015, pihaknya sudah memilih delapan sekolah yang ada di wilayah itu untuk dijadikan percontohan. Namun dua sekolah yang dinyatakan siap pada awalnya belakangan setelah dievaluasi batal akibat ketidaklengkapan sarana pendukung.

"SMA Babussalam dan SMP Negeri 1 tidak bisa dimasukkan karena sarananya tidak memenuhi syarat," katanya.

Dia menjelaskan, dalam pemilihan tersebut, pihaknya melakukan seleksi terhadap semua sekolah yang memasuki nominasi, kemudian tentukan mana yang sudah mempunyai infrastruktur komputer lengkap.

Selain jaringan internet, di sekolah yang menjalankan sistem ini harus tersedia komputer sebanyak 1/3 jumlah siswa. Artinya satu komputer bisa digunakan untuk tiga siswa.

"Kedua yang gagal itu tidak menyanggupi untuk memenuhi sarananya," katanya.

Menurut dia, memang tidak semua sekolah di wilayahnya sudah memiliki sarana komputer, sehingga UN sistem baru ini belum bisa diterapkan secara merata. Namun bagi sekolah yang sudah siap sarana penunjangnya dan menyanggupi akan tetap melakukan UN dengan sistem CBT ini. Sehingga mereka tidak lagi UN memakai kertas, tetapi di depan komputer di sekolah masing-masing.

"Enam sekolah yang menjadi pilot projek sistem CBT tersebut adalah SMAN 8, SMA Cendana, SMAN Plus, SMK 1, SMK Labor dan SMK Muhammadiyah 2," kata dia.

Jamal menjelaskan, pelaksanaan UN CBT dilakukan selama enam hari. Dalam satu hari akan dibagi tiga gelombang. Satu gelombang akan diikuti 40 siswa.Sementara untuk jadwal pelaksanaan ujiam CBT akan dimulai tanggal 7-15 April mendatang. Jadwal pelaksaan ujian CBT ini lebih awal dari ujian tertulis.

Diakui dia waktunya agak lama untuk UN CBT dibandingkan tertulis, sementara UN tertulis bisa dilaksanakan tiga hari karena satu hari bisa dua mata pelajaran.

"UN CBT dilaksanakan enam hari, UN kertas pelaksanaanya mulai dari tangga 13-15 April," katanya.

Dalam UN CBT, siswa akan dibatasi waktu pengerjaan yang dilekatkan di komputer ujian sehingga ketika waktu selesai para siswa sudah tidak bisa mengakses soal.

Menurut Jamal, hasil UN daring ini tidak akan menyamai tes CPNS dengan sistem CAT, yang hasilnya bisa dilihat saat itu juga. Sebab ini sifatnya semi-daring dengan menggunakan server lokal.

"Pengumuman tetap akan serentak, diperkirakan untuk UN SMA akan berlangsung pada akhir Mei, sedangkan SMP awal Juni mendatang," katanya.

Dengan adanya UN daring ini, pihaknya optimistis pelaksanaan ujian akan lebih jujur dan hasilnya efisien karena menghemat anggaran negara. Selain juga memberikan keuntungan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan lebih cepat.

"CBT harus didukung dengan sarana yang memadai. Jika itu dilakukan maka hasilnya jauh akan lebih bagus jika dibandingkan dengan ujian tertulis seperti yang biasa dilakukan," katanya.

Dia mengungkapkan pelaksanaan ujian tertulis seringkali ditemukan kecurangan. Baik yang dilakukan oleh siswa maupun guru dengan siswanya.

"Banyak yang menyontek dan dapat bocoran dari guru, dari sisi kemurniannya sistem ini jauh lebih bersih dari praktik itu," katanya.

Hanya saja, yang menjadi kekhawatiran adalah jaringan internet saat pelaksanaan ujian. "Ini baru "pilot project", tapi saya menilai ini cukup bagus, baik dari sisi pengawasan maupun biaya," kata Jamal.

UN daring (dalam jaringan/online) atau yang disebut "Computer Based Test" (CBT) ini diharapkan bisa memberi solusi atas pelaksanaan ujian yang lebih bersih dari kecurangan, meniadakan kebocoran soal, efektif dalam pelaksanaan, bahkan efisien dalam anggaran. Dilaksanakannya UN daring merupakan perubahan besar sistem ujian nasional.

Sebagai gambaran, pada UN 2013, siswa dihadapkan dengan lima variasi soal dalam satu ruang ujian. Tahun 2014 dan 2015, siswa dihadapkan pada 20 variasi soal dalam satu ruang ujian.

Seluruh soal dicetak pada kertas soal, kemudian siswa menjawab dengan cara melingkari jawaban yang dianggap benar menggunakan pensil jenis 2B pada lembar jawab komputer (LJK). Selanjutnya, LJK akan melewati alur pemeriksaan panjang sehingga hasil UN baru keluar dalam waktu panjang.

Dengan sistem daring, semua jalur dipersingkat. Model variasi soal dilakukan dengan sistem pengacakan basis data bank soal yang telah dipersiapkan sebagai bahan ujian. Dengan sistem ini, kerumitan dan proses panjang pencetakan serta pendistribusian soal yang sering menjadi masalah diminimalkan.

Selanjutnya, model koreksi jawaban melalui alat pemindai LJK juga akan digantikan dengan sistem terkomputerisasi yang lebih andal.