Disperindag: Terjadi Migrasi Elpiji di Pekanbaru

id disperindag terjadi, migrasi elpiji, di pekanbaru

Disperindag: Terjadi Migrasi Elpiji di Pekanbaru

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru menyatakan telah terjadi migrasi atau perpindahan pemakaian gas elpiji nonsubsidi 12 kilogram ke tabung subsidi 3 kilogram di Pekanbaru, yang disinyalir sebagai imbas dari kenaikan harga jual elpiji pada awal bulan ini.

Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kota Pekanbaru, Mas Irba Sulaiman di Pekanbaru, Jumat, menyatakan informasi yang diterima pihaknya menyebutkan permintaan gas elpiji bersubsidi atau gas melon sekarang ini telah melonjak hingga 50 persen.

"Sepertinya konsumen mulai berpindah dari pengguna tabung 12 kilogram ke gas melon dan itu tidak bisa kita pungkiri lagi. Perkiraan jumlah permintaan masyarakat ke pangkalan dan agen itu meningkat capai 50 persen," katanya.

Untuk satu agen yang membawahi sekitar 112 pangkalan elpiji subsidi di Pekanbaru, lanjutnya, jatah kuota dalam sebulan yang diberikan PT Pertamina Perwakilan Pemasaran Riau-Sumbar cepat diserap pasar terutama masyarakat di wilayah itu.

Dari kuota normal yang disalurkan perusahaan plat merah sebanyak 35 ribu tabung per bulan dengan peruntukan bagi masyarakat menengah bawah dan usaha mikro setempat, namun baru 20 hari berjalan persediaan gas bersusidi itu sudah habis.

"Itu artinya peruntukkan yang dipasokan Pertamina tidak mencukupi untuk pendistribusian hingga satu bulan," katanya.

Jika kondisi itu terus berlangsung, ucap Mas Irba, maka bukan tidak mungkin elpiji subsidi 3 kilogram (kg) di Kota Pekanbaru bisa kembali langka karena tingginya permintaan. Sementara itu, pihaknya hanya mengajukan penambahan kuota gas melon sekitar 20 persen.

"Kita hanya imbau kepada warga, agar jangan terburu buru beralih. Karena dari informasi pemerintah, gas melon akan dicabut subsidinya. Jadi sama saja perkiraan satu tabung nanti Rp45 ribu," katanya, memprediksi.

Awal bulan ini, PT Pertamina (Persero) telah menaikkan harga gas elpiji nonsubsidi 12 kg sebesar Rp666,67 per kg atau sekitar Rp8.000 per tabung yang berakibat jual elpiji itu ditingakat agen menjadi Rp142.000 per tabung dari sebelumnya Rp134.000.

Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan,Bambang mengungkapkan, kenaikan harga dilakukan atas pertimbangan acuan harga elpiji Contract Price Aramco (CP Aramco) yang mengalami kenaikan dan pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

"Pada Maret, kurs tercatat Rp13.084 per dolar AS, naik dari bulan sebelumnya Rp12.750 per dolar AS. "CP Aramco mixed, pada Maret 477 dolar AS per ton, sedangkan pada Februari 467 dolar AS per ton dan Januari 451 dolar AS per ton," ungkapnya.