CFD Pekanbaru Hasilkan Sampah hingga 150 Kilogram

id cfd pekanbaru, hasilkan sampah, hingga 150 kilogram

CFD Pekanbaru Hasilkan Sampah hingga 150 Kilogram

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Hari bebas kendaraan atau "car free day" (CFD) di Kota Pekanbaru yang digelar tiap hari Minggu, kini makin semrawut dan menimbulkan polusi sampah yang mengotori lokasi penyelenggaraan di Jalan Gajah Mada dan Diponegoro.

"Tiap hari Minggu adalah tugas paling berat buat saya karena banyak sampah dimana-mana," kata seorang petugas kebersihan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pekanbaru, Edi Santosa (45), kepada Antara di lokasi CFD Pekanbaru, Minggu.

Pria yang sudah 14 tahun mengabdi sebagai tukang sapu itu setiap hari bertugas menjaga kebersihan di Jalan Diponegoro, sebuah daerah elit di tengah Kota Pekanbaru. Ia mengatakan, untuk lokasi CFD di dua jalan protokol itu terdapat delapan orang petugas kebersihan.

Edi mendapat kewajiban menyapu satu ruas jalan di Jalan Diponegoro, mulai dari pertigaan Jalan Gajah Mada hingga Jalan Patimura yang panjangnya sekira tiga kilometer. Menurut dia, dalam waktu sekitar tiga jam pelaksanaan CFD di ruas jalan itu tukang sapu yang bertugas minimal bisa mengumpulkan 120-150 kilogram sampah. Setelah CFD selesai pukul 09.00 WIB, sampah-sampah yang bertebaran sudah menunggu untuk dibersihkan oleh tukang sapu secepat mungkin, atau para pekerja akan menerima teguran.

"Cara menghitungnya sederhana saja, saya mengumpulkan sampah dengan kantong plastik yang bisa muat satu kilogram. Selama CFD saya bisa dapat 20 sampai 30 plastik penuh sampah, itu belum dari tukang sapu yang lainnya," katanya.

Ia mengaku heran mengapa ribuan warga yang datang ke area CFD seperti tidak memperdulikan kebersihan lingkungan dan membuang sampah sembarangan. "Padahal, kalau saya lihat sepertinya yang datang ke CFD orang-orang berpendidikan semua, ada mahasiswa, sarjana, mungkin insinyur juga ada. Tapi kok kesadaran membuang sampah di tempatnya seperti tidak ada. ," katanya.

Padahal, ia mengatakan tong sampah sudah tersedia disepanjang jalan, namun mayoritas warga memilih membuang sampah sembarangan di jalan dan taman.

"Ini memang tugas saya sebagai tukang sapu untuk membersihkan sampah, tapi apa mereka tidak memikirkannya untuk meringankan tugas tukang sapu dengan buang sampah ya ditempat sampah," kata Edi.

Seorang warga Riana Handayani (31), mengatakan penyelenggaraan CFD di Pekanbaru sudah melenceng dari tujuan awal kegiatan itu diluncurkan sekitar empat tahun lalu. Ia mengaku masih ingat pada awal penyelenggaraan CFD masih bisa menikmati udara yang segar dan leluasa untuk berolahraga.

"Makim lama CFD jadi semrawut, karena hampir setengah badan jalan dipenuhi orang jualan jadi tidak heran sampah makin banyak bertebaran. Belum lagi ada juga orang-orang yang gunakan CFD buat kampanye lingkungan segala, tapi cuek saja lihat sampah ada dimana-mana," keluhnya.

Ia berharap Pemerintah Kota Pekanbaru bisa memberlakukan aturan yang tegas disertai pengawasan untuk mengembalikan kenyamanan CFD seperti sediakala. "Lokasi berjualan harus ada tempat khusus supaya tidak memenuhi jalan, lalu ada perlu ada petugas Satpol PP rutin berkeliling mengingatkan warga supaya tidak buang sampah sembarangan," katanya.