Legislator: Pemprov Harus Kembangkan Budidaya Ikan Kampar

id legislator pemprov, harus kembangkan, budidaya ikan kampar

Legislator: Pemprov Harus Kembangkan Budidaya Ikan Kampar

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Legislator mengharapkan Pemerintah Provinsi Riau harus turut mengembangkan budidaya ikan yang selama ini dijalankan Pemerintah Kabupaten Kampar dan telah mencapai swasembada bahkan untuk memenuhi kebutuhan ikan di berbagai daerah.

"Sebagai kiblat produksi ikan darat terbesar di Riau, Kabupaten Kampar hendaknya harus menjadi perhatian khusus pemerintah provinsi setempat dalam mendukung produksi perikanan. Untuk itu Komisi B DPRD Riau mengharapkan agar Pemprov Riau juga ikut dalam mendorong produksi ikan di Kampar," kata Ketua Komisi B DPRD Riau Marwan Yohanis di Pekanbaru, Senin.

Ia mengatakan, pihaknya sangat mendukung dan mendorong pengembangan budidaya ikan yang selama ini menjadi kiblatnya di Kampar. Karena sangat banyak masyarakat yang bergantung hidup dengan kolam keluarga itu.

Menurut Marwan program pengembangan budidaya yang dilakukan Kampar sudah sangat bagus. Namun menurutnya perlu ada dukungan dari Pemerintah Provinsi Riau seperti dorongan untuk melakukan pelatihan serta dukungan pasar.

"Pemprov harus dukung pengembangan budidaya ikan di Kampar, seperti budidaya ikan patin dalam bentuk pelatihan, dan berbagai macam lainnya," katanya.

Sebagai daerah pemasok ikan terbesar di Provinsi Riau, menurut Marwan Pemprov Riau juga harus ikut dalam mengatur tata niaga untuk stabilitas harga agar para petani budidaya bisa mendapatkan penghasilan yang tetap dan tidak terganggu.

"Ikan patin di Riau itu semuanya berasal dari Kampar, sekarang bagaimana agar tidak ada masalah dalam sistem tata niaga dan pakan terutama. Inilah yang perlu didukung Pemprov Riau," katanya.

Selain Kampar menurut Marwan, Kabupaten Kuantan Singingi juga sudah mulai berkembang dalam pengembangan budidaya ikan.

"Yang jelas kami dari DPRD akan menndorong daerah untuk pengembangan budidaya ikan," kata dia.

Makanya di APBD 2016 mendatang, menurut Marwan Yohanis Komisi B DPRD akan fokus dalam pengembangan budidaya perikanan di Riau, terutama mendukung penuh yang sudah ada, seperti di Kabupaten Kampar.

"Kami dari Komisi B berharap kedepannya, agar apa yang disampaikan di APBD 2016 ini dapat terealisasikan. Karena potensi ikan di Riau itu sangat bagus," katanya lagi.

Sebagaimana data yang ada di Dinas Perikanan Provinsi Riau, produksi ikan budidaya di Riau 70 persen dihasilkan Kabupaten Kampar. Saat ini produksi ikan budidaya Provinsi Riau dalam setahun mencapai 100.162 ton, 70.336 ton diantaranya diproduksi dari Kampar.

"Lebih dari 70 persen produksi ikan budidaya Riau itu berasal dari Kampar. Ini mesti ditiru daerah lain di Riau," kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau, Surya Maulana.

Kesuksesan Kampar dalam pembudidayaan ikan ini menurut Surya Maulana tidak terlepas dari konsekwensi pemerintah setempat dalam pengembangan budidaya itu. Hal ini menurut Surya Maulana bisa dilihat dari beberapa terobosan yang dilakukan Bupati Jefry Noer dalam mendukung masyarakat pembudidaya ikan itu.

"Kalau tidak ada dukungan dan konsistensi pemerintah dan masyarakat tidak akan berhasil. Di Kampar sendiri perpaduan ini berjalan dengan baik sehingga sukses budidaya ikannya," kata Surya Maulana.

Perpaduan saling mendukung ini menurut Surya Maulana bagaimana Pemerintah Kabupaten Kampar mendukung produksi pakan mandiri ikan. Dimana selama ini permasalahan pakan ikan menjadi penghalang dalam pembudidayaan ikan. Namun di Kampar ada dukungan dari pemerintah setempat dalam produksi pakan ikan.

"Pakan mandiri ikan sudah ada di Kampar, ini yang membuat sukses dan bertahan terus para pembudidaya ikan itu. Memanfaatkan sumber baku yang ada didaerahnya, dedak makanan yang tidak bisa dikonsumsi, dijadikan tepung ikan, dan bisa menjadi pakan ikan hemat,"jelasnya.

Selama ini jika masih bertahan pakan ikan dengan pelet, satu kilogram ikan, modal pakan 1,3 kg, harga ikan satu kg Rp15 ribu sedangkan pakan ikan 1,3 kg mencapai Rp12 ribu. Jadi untung petani ikan hanya 3 ribu ditambah resiko.

"Tapi semenjak ada pengembangan produksi pakan ikan di Kampar, para pembudidaya ikan itu hanya cukup mengeluarkan modal Rp3000 dalam sekilonya. Inikan jauh lebih murah dan dukungan kepada petani," kata Surya Maulana.

Selain dukungan terhadap pakan ikan, ternyata menurut Surya Maulana, Pemkab Kampar juga sukses dalam pengaturan tata niaga perikanan dari Kampar. Program Kabupaten Kampar sebagai sentra produksi ikan sudah berencana membuat ikan dalam kemasan seperti produk ekspor.

"Ikan Kampar itu sekarang tidak hanya di Riau tapi sudah sampai ke Medan, dan beberapa daerah lainnya di Sumatra bahkan sudah ada juga yang diekspor. Pak Bupati juga sudah ada kerjasama dengan investor memanfaatkan ikan budidaya itu dengan membuat ikan kemasan, "ujar Surya Maulana.