Batu Akik Tunggang Maniok Masuk Museum Belanda

id batu akik, tunggang maniok, masuk museum belanda

Batu Akik Tunggang Maniok Masuk Museum Belanda

Kampar, Riau (Antarariau.com) - Demam batu akik semakin hari semakin meningkat di Kabupaten kampar, bahkan bukan dari kalangan pria tetapi saat ini juga melanda kekalangan wanita. Semakin haripun berbagai macam batu dari berbagai daerah menghasilkan batu ciri khas masing-masing.

"Akan tetapi mesti diketahui bersama bahwa batu Akik Tunggang Maniok asaI Sei Durian saat ini sudah masuk ke dalam Musium negeri Belanda," kata Camat Kuok, Tabrani saat membuka acara pesta rakyat Kontes Batu Akik Tunggang Maniok Sei Durian di Pasar Kuok Kecamatan Kuok, Jumat sore (24/4).

Lebih lanjut Tabrani menjelasakan, bahwa batu akik khas Kuok yang terkenal saat ini adalah jenis batu lumut padi, bahkan kini telah sampai masuk ke musium Belanda.

Ia mentatakan, batu tersebut bermula dari salah seorang warga Kuok yang membawa nya ke ke negeri tentangga Malaysia, dan pada akhirnya batu tersebut sampai dibawa ke Belanda dan dimusiumkan, sebab batu tersebut ternyata meiliki nilai yang luar bisasa.

"Dimana batu akik yang berada di Belanda tersebut sebanyak 7 butir teridiri dari batu akik lumut padi dan panca warna," katanya.

Ia mengatakan, tisak sadari selama ini banyak warga menjual batu yang didapatkan oleh para pencari batu akik dengan cuma seharga Rp100 ribu atau Rp 200 ribu/karungnya.

"Hal tersebut terjadi sebab sejauh ini batu akik tunggang manik belum dikenali dan belum dibesar-besarkan masyarakat banyak, padahal batu Kuok tersebut memiliki keunikan dan kecantikan tersendiri. Makanya batu Kuok di luar Kampar bahkan di luar negeri ternyata hanrganya selangit," katanya.

Untuk itu melalui kontes ini semoga kedepan nilai nominal batu akik tunggang maniok kuok bisa bersaing harganya dengan batu-batu asal daerah lain, untu itu juga kedepan kita harapkan batu akik kuok jau lebih dikenali dan minati masyarakat luar.

Sementara itu Mahizar selaku Kepala Desa Kuok membenarkan adanya batu akik asal daerah ini yang kini berada di Negeri Belanda yang dimusiumkan.

"Hal tersebut dapat kita lihat di internet atau google. Makanya kita selaku pecinta batu akik Kuok khususnya takicuo dinan tarang, sebab batu yang kita cari dan pakai setiap hari ternyata sudah dikenal di negara lain," katanya.

Akan tetapi selama ini kita hanya menjual batu tersebut dengan harga murah, disebabkan karena batu akik kita kurang promosi padahal batu kita di daerah lain hanganya sangat tinggi, ulasnya lagi.

Dengan demikian atas ide-ide dan pikiran dari para pemuda dan toko masyarakat khususnya pecinta batu akik mengadakan kotes batu akik, lanjut dia, diharapkan seluruh pihak menjadi tahu dan memperkenalkan kepada halayak ramai tentang kelebihan batu akik Tunggang Maniok Kuok.

Kontes tersebut dilaksanakn selama 3 hari mulai Jumat 24 sampai dengan 26 April 2015 dengan kategori batu lumut, panca warna dan kategori bebas unik yang dikuti oleh sebanyak 150 orang peserta. (Adv)

Pewarta :
Editor: Netty Mindrayani
COPYRIGHT © ANTARA 2015