Baru 25 Persen Reklame Ilegal Pekanbaru Dibongkar

id , baru 25, persen reklame, ilegal pekanbaru dibongkar

  Baru 25 Persen Reklame Ilegal Pekanbaru Dibongkar

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pemerintah Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, mengemukakan hingga kini baru 25 persen tiang papan reklame ilegal di wilayah itu yang dibongkr karena keterbatasan peralatan dan cuaca.

"Masih terdapat ratusan papan reklame ilegal yang akan jadi target kami," kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Zulpahmi Adrian di Pekanbaru, Kamis.

Ia menuturkan sebagai badan yang ditugasi menegakkan perda, pihaknya tahun ini menargetkan akan "menebang" semua papan reklame ilegal yang melanggar Peraturan Wali Kota (Perwako) Nomor 24 tahun 2013 tentang reklame.

Ia menyebutkan semua lokasi yang menjadi kawasan tertib reklame khususnya jalan protokol, sudah disurvei. Hasilnya masih banyak lokasi yang terdapat papan reklame yang menyalahi ketentuan.

Lokasinya ada di Rumbai, Simpang Tiga, Panam, dan wilayah lainnya yang masih menjadi sasaran pemasangan papan reklame ilegal.

"Catatan kami terdapat di 30 titik di Pekanbaru," kata dia.

Untuk itu, papan reklame ilegal ini sudah dimintakan diturunkan sendiri oleh pemiliknya dengan batas waktu yang ditetapkan. Jika tidak juga dilakukan, maka pemko akan mengambil inisiatif untuk menebangnya. Dengan demikian, besi yang menjadi barang bukti otomatis menjadi milik Pemko.

"Kami sudah layangkan surat teguran kepada pemilik papan reklame," katanya dan menambahkan, kebanyakan pemilik papan reklame tidak bersedia memotong sendiri, dengan alasan tidak memiliki alat dan dana.

Dia mengakui untuk membongkar papan reklame yang terbuat dari besi berukuran besar, tidak bisa mengandalkan tenaga manusia saja akan tetapi memerlukan mesin potong khusus dan kendaraan kren untuk mengangkatnya.

"Pemko saja sejauh ini masih nyewa alat-alat seperti itu," katanya.

Ini juga jadi salah satu kendala lambatnya proses pembongkaran papan reklame ilegal, selain keterbatasan alat, cuaca yang sering hujan di malam hari juga menggangu dan rawan kecelakaan.

"Kami bekerja malam hari di tengah suasana kota sepi dari lalulintas," katanya.